Korea Selatan Diambang Resesi Ekonomi

539

 

                                                                                                                                                                                     Korea Selatan —ist—

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Korea Selatan sudah berada diambang resesi. Pasalnya, ekonomi negeri itu mengalami kontraksi pada tingkat yang lebih tajam dari ekspektasi pada kuartal II/2020 setelah pandemi menekan ekspor dan pendapatan sektor swasta.

Berdasarkan data dari Bank of Korea (BOK) sebagaimana dikutip Asiatoday.id, selama eriode April-Juni, produk domestik bruto riil (PDB) Korea Selatan menyusut 2,9 persen dari periode yang sama tahun lalu, menandai pertumbuhan paling lambat sejak kontraksi tahunan 3,8 persen pada kuartal IV/1998.

Pada kuartal I/2020, ekonomi Negeri Ginseng tersebut juga mengalami kontraksi 3,3 persen. Secara teknis, Korea Selatan telah memasuki fase resesi, mengikuti Singapura.

Pada kuartal pertama, ekonomi Korea Selatan turun 1,3 persen. Namun, secara tahunan, ekonomi tumbuh 1,4 persen pada periode Januari-Maret.

Melansir Yonhap, Kamis (23/7/2020), Bank of Korea sebelumnya mengantisipasi ekonomi menyusut sekitar 2 persen satu tahun dalam periode April-Juni, menempatkan prospek pertumbuhan tahunan pada kontraksi 0,2 persen.

Tetapi Gubernur BOK Lee Ju-yeol pekan lalu mencatat ekonomi Korea Selatan kemungkinan akan mengalami pukulan yang lebih berat dari perkiraan sebelumnya tahun ini karena pandemi Covid-19.

“Ketika kami menawarkan proyeksi pertumbuhan pada bulan Mei, kami memperkirakan pandemi Covid-19 akan mulai melambat pada paruh kedua tahun ini, tetapi sekarang kami berada di minggu kedua bulan Juli, dan penyebaran penyakit ini agak meningkat,” katanya pada konferensi pers Kamis lalu.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Saya melihat pemulihan ekspor kita mungkin akan tertunda lebih lanjut, sehingga pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dapat terpengaruh,” lanjut Ju-yeol.

Ekspor Korea Selatan merosot 13,6 persen (yoy) pada kuartal kedua, menandai perubahan haluan dari kenaikan 5,6 persen (yoy) dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Ini juga menandai penurunan tajam ekspor dalam setahun sejak kuartal keempat 1974, ketika ekspor turun 17,9 persen.

Konsumsi domestik juga terus melemah pada kuartal kedua, tergelincir 4,1 persen (yoy). Kondisi ini menandai pemulihan dari kontraksi sebesar 4,8 persen pada kuartal I/2020.

Pemerintah sejauh ini telah mengelontorkan anggaran USD49,3 miliar atau 59 triliun won dalam 3 batch untuk menopang ekonomi domestik.

Korea Selatan melaporkan kasus pertama Covid-19 pada 20 Januari 2020. Di samping anggaran yang masif, sektor swasta tetap melemah seiring dengan investasi bangunan yang hanya tumbuh 0,1 persen pada kuartal II/2020, turun tajam dari ekspansi 4,2 persen pada kuartal I/2020.

Secara sektor, output manufaktur turun 6,7 persen (yoy). Penurunan tersebut lebih dalam dibandingkan sebelumnya sebesar 3,5 persen (yoy) pada kuartal I/2020.

Sektor konstruksi juga mengalami penurunan 0,2 persen (yoy) pada kuarta kedua ini, dibandingkan 3 persen (yoy) pada kuartal I/2020. Sektor manufaktur turun 6,7 persen (yoy). Penurunan ini lebih dalam dari sebelumnya sebesar 3,5 persen (yoy) pada kuartal I/2020.

Sementara, sektor jasa Korea Selatan melambat 1.7 persen, lebih dalam dibandingkan 0,2 persen pada kuartal pertama. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU