Tiba di Sultra, Mendagri Ketemu Kawan Lama dan Pakai “Kampurui” Khas Buton
KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Menteri dalam negeri (Mendagri) Prof. Tito Karnavian akhirnya tiba di Sulawesi Tenggara, Kamis (9/7/2020). Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) periode 13 Juli 2016 hingga 22 Oktober 2019 ini, menjadi tamu negara pertama yang hadir di Bumi Anoa, sejak Covid-19 pertama kali ditemukan di daerah ini, akhir Maret 2020 lalu.
Mendagri ke-29 ini tiba bandara Halu Oleo, Kendari sekitar pukul 09.00 wita. Begitu turun dari pesawat yang ditumpanginya, Tito disambut Gubernur Ali Mazi. Politisi partai Nasdem ini kemudian mengalungkan sarung Buton serta memasangkan “Kampurui” (pengikat kepala yang dibuat dari kain tenun khas Buton) berwarna merah dikepala Mendagri. Kedua “kawan” lama ini kemudian bergegas ke ruang VVIP badara dan menuju hotel Claro .
Tampak dalam penyambutan mantan Kapolri ini, ketua tim penggerak PKK Agista Ariyani Ali Mazi, Pj Sekda, La Ode Ahmad, P, Kapolda Irjen Polisi Merdisyam, Danrem 143 Halu Oleo, Brigjen TNI Jannie A Siahaan, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Halu Oleo Kolonel Pnb Muzafar, Komandan Pangkalan TNI Angakatan Laut (Danlanal) Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia serta Kajati Sultra R Febrytrianto, SH.
Mendagri terlihat berada di Hotel Claro Kendari, sekitar pukul 10.00 wita. Begitu turun dari mobil dinasnya RI 21, Prof. Tito Karnavian langsung masuk ke ruang phinisi bersama Gubernur Ali Mazi. Dia kemudian memberikan pengarahan terkait penyelenggaraan pilkada serentak serta pengendalian wabah Covid-19 di hadapan anggota KPU dan Bawaslu Provinsi dan Kabupaten se Sultra serta Bupati dan Walikota di Bumi Anoa.
Tito menghabiskan waktu satu jam setengah untuk menyampaikan arahannya itu. Banyak hal yang disampaikan Mendagri selama 90 menit berbicara. Dia mengawalinya dengan menyampaikan kenangannya bersama Ali Mazi. Dihadapan Kapolda, Danrem, Kajati, para Bupati dan undangan yang hadir dalam acara tersebut, Tito bilang, jika suami Agista Ariyani itu adalah kawan lamanya di Jakarta.
“Saat saya jadi Polisi di Reserse Polda Metro Jaya, gubernur sudah jadi lawyer di Jakarta dan sering berhubungan. Jadi beliau ini, merupakan kawan lama saya,” kata Tito mengawali sambutannya. Karena gubernur Ali Mazi ini kawan lamanya, Kapolri ke-23 sebenarnya ingin lama-lama di Sultra. Namun karena ada agenda yang sama di Ternate dan Jayapura, dihari yang sama pula, Tito hanya sekitar tiga jam setengah berada di Bumi Anoa dan terpaksa meninggalkan Sultra sekitar pukul 12.30 wita. “Insya Allah Next time,” sambung Tito.
Selain itu, Tito juga membahas terkait anggaran Pilkada buat KPU dan Bawaslu yang akan menggelar Pilkada di tujuh Kabupaten di Sultra. Menurut Tito dirinya merasa senang dengan realisasi Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) beberapa daerah yang akan melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan di Sultra yang sudah cair 100 persen. “KPU sudah lima daerah yang cair 100 persen ya. Ini luar biasa. Catatan saya baru tiga. Satu butur, Kolaka Timur sama Konawe Selatan. Yang dua lagi saya tidak ada. Pagi tadi ya (cair), karena Mendagri mau datang,” kata Tito.
Meski begitu, Tito mengucapkan terima kasih kepada lima daerah yang sudah mencairkan NPHD nya. Yang dua lagi, Mendagri berharap segera merealisasikannya karena KPU dan Bawaslu tidak bisa bekerja maksimal jika tidak didukung dengan peluru. Sedangkan terkait Covid-19, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris ini diantaranya mengigatkan kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada agar tidak mencantumkan nama pribadi saat memberikan bantuan sosial kepada warganya.
Usaimenyampaikan arahannya, mantan Kapolda Metro Jaya ini kemudian menggelar Konfersi pers dengan sejumlah media bersama Gubernur Sultra. Sekitar pukul 12.30 wita Mendagri Tito meninggalkan hotel Claro menuju bandara Halu Oleo dan terbang ke Ternate dan Jayapura.
Penulis : Adhi