RSUD Kendari Pastikan Pengemudi Ojol Meninggal karena DBD
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Kota Kendari, dr. Sukirman memastikan, pengemudi ojek online (MN) yang ditemukan meninggal di kamar kosnya bukan karena gejala Covid-19. Namun korban meninggal karena memiliki riwayat penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD.
“Kalau orang atau pasien dinyatakan corona bukan satu atau dua hari tapi minimal empat sampai lima baru hasilnya bisa diketahui,” kata Sukirman saat dikonfirmasi, Sabtu (21/3/2020)
Dia menjelaskan, meski gejala yang ditunjukkan oleh korban sebelum meninggal sering mengalami panas tinggi, demam, dan batuk tapi hal itu bukan gejala Corona. Selain itu, saat dilakukan pemeriksaan medis pada Kamis malam MN didiagnosa menderita gejala DBD, karena demam tinggi dan penurunan trombosit.
“Kalau gejala Covid-19 itu memang suhu badan naik, batuk, flu, tapi trombosit normal. Kalau DBD panas tinggi tapi trombositnya turun,” beber Sukirman.
Dia juga menambahkan, korban pada saat menjalani pemeriksaan di RSUD Kota Kendari, diminta untuk menjalani rawat inap usai hasil pemeriksaannya keluar. Namun korban menolak karena alasan biaya.
Selain dari pemeriksaan, korban juga diketahui tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien atau mengunjungi tempat yang terjangkit virus corona. Sehingga Standar Operasional Pelayanan (SOP) medis yang diberikan hanya penanganan demam biasa.
“Kalau pasien tidak memiliki riwayat berkunjung keluar daerah yang endemik corona maka dirawat biasa saja. Kemudian pasien ojol yang meninggal itu kita tidak temukan riwayat itu, sehingga dipastikan dia meninggal karena DBD bukan suspect corona,” tegasnya.
Sementara itu, paman korban, CR, juga membenarkan bahwa korban sebelumnya pergi ke ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan.
“Dia sering mengeluh sakit kemudian pergi ke rumah sakit waktu malam Jumat kemarin,” katanya.
CR menerangkan, korban diketahui mengidap DBD setelah diperiksa selama hampir empat jam di rumah sakit. Namun setelah hasil tes keluar, dia langsung meminta diberikan obat saja karena tidak punya biaya kalau dirawat inap.
“Dia minta keluar karena tidak punya uang untuk dirawat katanya 300 ribu per malam,” lanjutnya.
Kemudian, lanjut CR, teman yang tinggal berdampingan kos dengan MN juga sempat ke Rumah Sakit Abunawas untuk meminta ambulance karena kondisi korban sudah semakin parah. Namun tidak kunjung dibawa ke rumah sakit hingga korban sudah ditemukan meninggal pada Sabtu pagi. (P5/B)
Editor: Wulan