Disebut Bakal Tak Dapat Kendaraan Politik, Rusman Emba Tegaskan Jangan Asal Klaim

462
Bupati Muna, Rusman Emba. (KINONG/LENTERASULTRA.COM)

MUNA, LENTERASULTRA.COM – Pilkada Muna masih terbilang lama yakni September 2020 mendatang. Namun suhu politik di Bumi Sowite mulai meninggi. Bahkan sejumlah penggiat media sosial mulai berasumsi bahwa Bupati Muna, LM Rusman Emba akan kesulitan mendapatkan partai pengusung. PDI-P dan Demokrat sebagai “kendaraan politiknya” di Pilkada 2015 silam dikabarkan telah “dikunci” oleh figur lain.

Rusman Emba pun menyikapinya dengan santai. Katanya, apa dasar mereka menyatakan dirinya sulit mendapatkan partai pengusung. Toh, untuk PDI-P, ia mengklaim berada di posisinya. Mengingat saat ini posisinya di partai besutan Megawati Soekarno Putri itu sebagai Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI-P Sultra.

Begitu juga di Demokrat. Hubunganya bersama para pimpinan Demokrat baik di tingkat provinsi maupun pusat sangat baik.

“Politik itu fleksibel. Untuk partai pengusung sudah kelihatan semuanya. Saya tidak susah, beda dengan yang lain. Saya ini punya kontribusi pada partai-partai yang bisa menjadi pengusung nanti,” ungkapnya.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Selain PDI dan Demokrat, mantan Ketua DPRD Sultra itu juga telah membangun komunikasi dengan beberapa partai lain yakni, Hanura, PKB dan PPP. Pada dasarnya partai-partai itu membuka ruang yang lebar. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari sikapnya kala Pemilu baru-baru ini yang tidak melakukan penekanan untuk memenangkan salah satu partai guna menguasai DPRD.

“Pemilu di Muna sangat demokrasi. Hampir semua partai memiliki perwakilan di DPRD. Beda dengan daerah sebelah (Muna Barat), hampir semua partai digembosi. Jadi jangan berani mengklaim kalau tidak punya kontribusi. Prinsip saya adalah membesarkan semua partai agar di DPRD berwarna,” jelasnya.

Mantan senator DPD-RI itu mengingatkan calon rifalnya termaksud Bupati Mubar, LM Rajiun Tumada, yang disebut-sebut akan maju bertarung di Pilkada Muna agar jangan sesekali menyederhanakan politik. Sebab, kesimpulan akhir bukan di awal, tapi di akhir.

“Jangan menggampangkan persoalan. Artinya, ketika sudah menghabisi partai, lalu mencari dukungan lagi. Ini sangat lucu, jangan sampai terulang kembali, setelah mendapat dukungan, lantas dihabisi lagi,” sindirnya.

Reporter: Kinong
Editor: Wuu

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU