Ombak Keras, Dua Kapal Perang Pengangkut Ratusan Personil 700/Raider Batal ke Buton

502
Personil Yonif 700 Raider saat turun dari KRI KAL Mamuju dan KRI Terapang. (SAFRIN/LENTERASULTRA.COM)

BUTON, LENTERASULTRA.COM – Dua Kapal perang yang mengangkut 100 personil Batalyon Infanteri 700/Raider batal diberangkatkan ke Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ini lantaran ombak keras yang menerjang perairan di daerah tersebut. Dua kapal perang tersebut kini hanya berlabuh di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Sultra.

Meski demikian bukan berarti para personil hanya akan berdiam saja di Baubau. Kata Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Surawahadi, 100 personil yang diturunkan tetap dikerahkan ke lokasi konflik dengan menggunakan bus.

“Seratus personil ini tiba dan langsung diberangkatkan menggunakan bus menuju Desa Gunung Jaya,” tuturnya.

Mereka dikerahkan ke lokasi kejadian untuk memperkuat pengamanan di Buton. Ini tidak lain karena kemampuan dan pengalaman mereka yang handal dalam melakukan pengamanan di wilayah konflik.
Tidak hanya handal dalam melakukan pengamanan, rupanya mereka  juga memiliki keahlian dalam membangun rumah. Makanya, selain membantu di bidang pengamanan, ratusan personil tersebut juga akan membantu membangun rumah warga yang dibakar.
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Anggota ini dipersiapkan bukan hanya membantu pengamanan, tapi mempunyai keahlian untuk membantu membangun rumah warga,” terangnya.

Untuk diketahui, 100 personil Batalyon Infanteri 700/Raider  sudah tiba di Buton sejak Jumat, 7 Juni 2019 sekitar pukul 23.45 WITA. Sebelumnya mereka diberangkatkan dari Pelabuhan Makassar dan tiba di Kota Baubau sekitar pukul 22.30 WITA.

Adapun konflik di Buton ini terjadi karena konvoi yang dilakukan oleh segelintir warga dari Desa Sampuabalo saat malam takbiran, Selasa, 4 Juni 2019 lalu. Mereka, konvoi dengan menggunakan motor berknalpot racing dan memainkan gas motornya.

Masyarakat di Desa Gunung Jaya merasa terganggu dan tidak menerimanya. Akhirnya terjadilah percekcokan di antara keduanya.

Aparat kepolisian sempat melerai dua kubu yang bertikai itu. Sayangnya, hal tersebut hanya meredam emosi warga sesaat saja. Buktinya pada Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, sekitar pukul 14.30 WITA, massa dari Desa Sampuabalo datang ke Desa Gunung Jaya dan melakukan aksi pembakaran rumah Warga Desa Gunung Jaya dengan menggunakan bom molotov. Akibatnya, 87 rumah hangus terbakar, 2 orang meninggal dunia dan 10 orang luka-luka parah.

Reporter: Safrin
Editor: Restu Fadilah

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU