Terapkan Teknologi Jarwo Super, Panen Petani Padi di Bombana Meningkat

596
Beras hasil panen poktan Desa Toburi. (AGUS/LENTERASULTRA)
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM – Para petani padi yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Mekar Jaya dan Poktan Subur di Desa Toburi, Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana semringah dengan hasil panen kali ini. Pasalnya hasil panen yang biasanya hanya 7 ton per hektare, kini melonjak hingga 9,5 ton per hektare.

Ketua Poktan Mekar Jaya, Alimin mengatakan peningkatan panen terjadi berkat diterapkannya teknologi Jajar Legowo (Jarwo) Super 2:1. “Sebelumnya kami biasa sekali panen 6 hingga 7 ton, setelah menggunakan Jarwo 2:1 ada kenaikan 1,5 ton bahkan 2 ton per hektarnya,” ucap pria berusia 34 tahun itu kepada jurnalis lenterasultra.com, Selasa, (19/2/2019).

Poktan Desa Toburi berfoto bersama usai panen dengan Kadis Pertanian Bombana Andi Nur Alam (tengah).(AGUS/LENTERASULTRA)

Hal senada disampaikan oleh Ketua Poktan Subur, Andi Kamil. Pria berusia 48 tahun itu mengatakan bahwa kegiatan menanam dengan menggunakan teknologi Jarwo Super 2:1 sangat membantu dalam meningkatkan produksi padi para petani. “Selain itu, penerapan teknologi ini juga mengurangi hama,” imbuh Andi Kamil.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Andi Nur Alam menjelaskan, teknologi Jarwo adalah budi daya terpadu padi sawah irigasi berbasis tanam jarwo 2:1.

Menurutnya, selain meningkatkan pendapatan para petani, ini juga sebagai upaya Pemda Bombana dalam mensukseskan program unggulan yang dicanangkan oleh Bupati Bombana, Tafdil di sektor pertanian, dengan program Peningkatan Produksi Padi Sawah Irigasi (GP3SI).

Perlu diketahui, salah satu komponen teknologi yang diterapkan dalam program GP3SI adalah program teknologi Jarwo super 2:1. Maksudnya, Jarwo Super 2:1 yaitu menggunakan pola tanam Jajar legowo, dua baris satu lorong.

Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, teknologi Jarwo Super ini didukung oleh beberapa komponen teknologi, yakni varietas unggul berpotensi hasil tinggi (inpari 30, inpari 32, dan inpari 33), sistem tanam jarwo 2:1, penggunaan bio-decomposer (M-Dec) setelah pengolahan tanah pertama, penggunaan pupuk hayati (Agrimeth) sebagai perlakuan benih sebelum tabur di persemaian, penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik berimbang, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan pestisida botani (Bio Protector) dan penggunaan alsintan (transplanter jarwo 2:1 dan combine harvester).

Reporter: Agus Saputra
Editor: Restu Fadilah

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU