Cegah Kematian, Puskesmas Kabaena Terapkan Alarm Persalinan Bumil
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM – Pulau Kabaena merupakan daerah yang masih minim fasilitas. Seperti di Kecamatan Kabaena induk misalnya, masih terdapat beberapa daerah yang belum tersentuh fasilitas seperti telekomunikasi dan jalan yang belum memadai. Dilihat dari minimnya fasilitas tersebut, pasti akan berdampak pada peningkatan pelayanan yang ada di Puskesmas Kabaena.
Misalnya, dalam hal pelayanan kepada Ibu hamil (Bumil), tentu akan sangat menyita waktu dan tenaga, karena tidak adanya jaringan komunikasi dan jalan yang jarak tempuhnya jauh dan penuh hambatan serta rintangan karena menembus ke pelosok daerah.
Melihat kondisi semacam ini, pihak Puskesmas mulai berpikir secara inovatif agar dapat meningkatkan pelayanan secara prima kepada masyarakat terkhusus untuk Bumil.
Inovasi tersebut yaitu Alarm Persalinan, dimana, metode ini digunakan oleh bidan yang ada di Puskesmas Kabaena, Kelurahan Teomokole, Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana guna memantau kemajuan persalinan yang ada didaerah tersebut. Buah dari inovatif tersebut sudah diterapkan sejak Juni 2018 lalu hingga saat ini.
Kepala Puskesmas Kabaena, La Ode Jumani mengatakan bahwa pihaknya akan selalu berinovasi guna meningkatkan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sehingga bisa menjangkau hingga ke pelosok daerah.
“Yah, kami akan selalu memikirkan bagaimana memberikan pelayanan baik kepada masyarakat, tentu dengan berbagai inovasi-inovasi seperti untuk menekan angka kematian ibu dan anak, jadi kami hadirkan sistem Alarm Persalinan,” tuturnya kepada lenterasultra.com, Selasa, (11/12/18).
Senada dengan itu, salah satu dokter cantik yang ada di Puskesmas Kabaena, Ine Erliana menjelaskan secara rinci terkait ide inovatif yaitu Alarm Persalinan yang diterapkan oleh pihak puskesmas ini.
“Alarm persalinan ini sasaran utamanya, ya tentu untuk ibu hamil, dengan tujuan mengurangi angka kematian ibu dan anak, sedangkan tujuan khususnya, ya tentu mengurangi kejadian terlambat melakukan tindakan, terlambat mengenal masalah, dan terlambat merujuk,” katanya.
Lanjutnya, alarm persalinan dibuat berdasarkan data kohort antenatal dari seluruh desa dan data yang ada di Puskesmas Kabaena. Sasaran alarm persalinan ini adalah seluruh ibu hamil yang terdaftar di Kohort Antenatal wilayah kerja UPTD Puskesmas Kabaena dimana setiap bulannya bertambah sesuai jumlah kunjungan Ibu hamil pertama kali ke tenaga kesehatan (K1).
Cara kerja Alarm persalinan ini seperti dituturkan salah satu Bidan cantik Ria, bahwa kalender HP ibu hamil dan Bidan desa serta bidan Koordinator diatur bersamaan sesuai tanggal yang sama, jadi alarm akan berdering saat tanggal taksiran tiba. Pada saat berbunyi, saat itu pula bidan koordinator waspada dan menanyakan kepada bidan di wilayah ibu yang akan melahirkan, apakah ibu tersebut sudah dibantu melahirkan atau belum.
“Jika ibu ini belum melahirkan, bidan desa ditugaskan untuk melakukan pemantauan dan menganjurkan untuk melakukan USG ke fasilitas yang lengkap dan hasilnya dilaporkan ke bidan desa baik itu melalui via sms/WA,”jelasnya.
Menurutnya, dengan sikap dan tindakan tersebut dapat mengantisipasi komplikasi yang kerap terjadi. Juga, dengan sikap kewaspaadaan tersebut pula dapat mengantisipasi kemungkinan komplikasi kehamilan yang bakal terjadi.
“Kami sudah terapkan ini di bulan juni lalu dan berlangsung sampai sekarang, dan ini akan digunakan secara berkelanjutan, ini sangat efektif dan mengurangi tingkat resiko persalinan” demikian bidan Ria akhiri. (Agus)