Rumah Ayah dan Anak Di Watopute Terbakar Sekaligus, Satu Hangus
MUNA, LENTERASULTRA.COM- Tragedi pahit melanda keluarga besar La Masena (76) di RK 3 Kelurahan Wali Kecamatan Watopute Sulawesi Tenggara (Sultra). Minggu (23/9) sekira pukul 13.00 Wita, sebuah bencana kebakaran hebat meluluhlantahkan kediamannya. Kebakaran yang juga berdekatan dengan rumah Bahrin (44) itu, sekaligus menjadi sasaran si jago merah. Rumah Masena rata dengan tanah, sementara kediaman Bahrin, hanya setengahnya terbakar. Keduanya berstatus ayah dan anak.
Tak ada yang menyangka, sebegitu cepatnya api membesar. Warga yang melihat kejadian itu, panik dan histeris berteriak minta pertolongan. Bahrin yang berada dalam rumah bersama istri, langsung keluar rumah. Bahrin melihat kepulan asap menebal berasal dari dapur rumah ayah kandungnya Masena, langsung bergerak cepat. Tak banyak pikir, suami Wa Ode Menda ini masuk ke rumah ayahnya melalui pintu belakang. Disana, ia melihat api sudah membesar dan menjalar ke dinding. “Saya langsung cari orang tuaku. Ternyata dia masih tidur. Saya langsung angkat bawa keluar rumah,” pengakuan Bahrin di TKP.
Saat itu pula, pria berprofesi PNS ini pun berteriak minta pertolongan warga. Karena, rumah orang tuanya berdesain rumah panggung, tak bisa lagi terselamatkan. Seketika api menyelimuti semua badan rumah. Meski, warga telah berupaya dan menyelematkan barang seadanya.
Nah, karena jarak rumah antaranya hanya 1/2 meter saja dengan rumah Bahrin, kobaran api juga merembet. Dapur rumah utama Bahrin ikut terbakar hingga menjalar menuju badan rumah. Damkar Muna yang menerima informasi, langsung menuju TKP. Tiga unit kendaraan dikerahkan, hanya bisa memadamkan api di rumah Bahrin.
Namun, dapur rumah milik Bahrin rata dengan tanah, sementara rumah utamanya sebagian saja terbakar dan berhasil dipadamkan sekira pukul 15.30 Wita. Sementara, rumah Masena yang pertama terbakar, sudah rata dengan tanah, hingga menyisahkan puing-puing kayu yang telah menjadi arang. Damkar langsung melakukan pendinginan area.
Wa Ari warga setempat yang turut melihat kebakaran itu mengaku, berdasarkan informasi yang diperoleh, api berasal dari dapur. Katanya, siang itu La Masena sedang memasak. Tak tau bagaimana ceritanya, Masena tertidur. “Disitu awal mulanya. Warga langsung berterik panik. Karena, didalam masih ada La Masena. Anaknya langsung cepat masuk dalam rumah menyelamatkan bapaknya. Alhamdulillah, tertolong. Hanya rumah rata. Sementara, rumahnya Bahrin dapurnya juga ikut terbakar,” kata Wa Ari.
Komandan Regu Damkar Muna, Ongki Saidiman mengaku, saat tiba dilokasi lamgsung dipadamkan bersamaan. Sebenarnya, ada tiga rumah yang jadi sasaran. Sebab, berhimpitan. Hanya saja, satu rumah tersebut, bagian dinding saja yang hitam. Karena, cepat dilakukan penyiraman.
“Kalau rumah panggung rata tanah. Disampingnya lagi, dapur hingga badan rumah terbakar. Tapi, rumah batu itu hanya setengah saja yang ikut terbakar. Dijejeran ini, ada rumah panggung lagi. Tapi, hanya dindingnya saja,” kata pria asal Kondongia ini Ongki demikian disapa.
Sementara itu, Kapolsek Watopute Ipda Hidha Nur Wagiyono yang langsung tiba di TKP, bersama warga berupaya melakukan pemadaman api sekaligus melakukan olah TKP pasca kejadian. Ia menjelaskan, penyebab kebakaran rumah Korban diduga sumber api berasal dari dapur rumah milik La Masena.
“Api berasal dari rumah La Masena. Saat itu, pemilik rumah, lagi memasak. Tapi, saat itu juga tidur. Makanya, terbakar. Nah, karena jarak rumah Masena dengan Bahrin berdekatan, maka api merembet. Namun, semua berhasil dipadamkan, dan diselamatkan barang seadanya,” kata Kapolsek Ipda Hidha Nur Wagiyono.
Kapolsek merinci, barang-barang milik La Masena yang ikut terbakar yakni 1 unit TV, 1 mesin cuci, 4 unit lemari pakaian, 4 tempat tidur, 1 dispenser, 1 unit kulkas serta dokumen penting lainnya. Sehingga ditaksir La Maseha mengalami kerugian Rp 150 juta. Sementara, barang Bahrin yang juga ludes dimakan api, diantaranya, 1 buah Spring Bad, 2 unit lemari pakaian, 4 empat tidur, serta dokumen penting lainnya, dengan kerugian mencapai Rp 250 juta. “Jadi total kerugian mencapai Rp 400 juta,” tandas perwira berpangkat satu balok dipundaknya ini. (ery)