BI: Ekspor Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

686
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tenggara, Minot Purwahono.

Kendari,Lenterasultra.com-Bank Indonesia (BI) terus mendorong peningkatan ekspor. Salah satu langkah yang ditempuh melalui forum koordinasi ekonomi dan keuangan regional provinsi Sulawesi Tenggara
(Sultra), guna mendukung ekspor dalam rangka menjaga sustainabilitas pertumbuhan ekonomi di bumi anoa ini.

Pasalnya, pemulihan ekonomi mendorong sejumlah negara untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter yang dampaknya perlu terus diwaspadai terutama terhadap stabilitas pasar keuangan. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Sultra, Minot Purwahono saat ditemui di salah satu hotel di Kendari, Rabu 29/8/2018 kemarin.

“Meningkatnya ketidak pastian ekonomi global dipicu oleh ketegangan perdagangan antara AS dengan sejumlah negara lainnya. Saat ini, ketidak pastian global telah memicu pembalikan arus modal dari negara berkembang kembali ke negara maju,” ungkap Minot

Oleh karena itu, BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamental. Selain itu, menjaga mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Menurutnya, dari sisi perkembangan harga, inflasi tahunan di Sultra berada dalam tren yang menurun yang disebabkan oleh based effect point . Sementara itu, inflasi bulanan kembali mengalami peningkatan dengan komoditas ikan segar, sayuran dan angkutan udara menjadi penyumbang utama.

“Pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut juga didukung oleh tingkat inflasi yang terus terjaga dan sesuai dengan target nasional,” kata Minot.

Sementara itu, dia menambahkan, bahwa ditengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan dari 5,06% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 5,27% (yoy) pada triwulan II 2018. Pertumbuhan tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Maluku-Papua serta didukung oleh masih kuatnya ekonomi Jawa dan Sulawesi.

“Sampai akhir tahun 2018, perekonomian Sultra diperkirakan akan tumbuh positif. Namun pertumbuhan tersebut cenderung bias ke bawah, disebabkan oleh faktor eksternal,” bebernya.

Maka dari itu, akui Minot, perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan ekspor untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Sultra yang berkelanjutan. Ketergantungan ekspor pada komoditas pertambangan mendorong urgensi pengembangan ekspor komoditas non tambang.

“Adapun saat ini sektor yang dapat didorong ekspornya antara lain pertanian dan perikananan. Peningkatan ekspor tersebut pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Minot. (Febry)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU