Triwulan II, Pertumbuhan Ekonomi Sultra Sebesar 6,09 Persen

501
Konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Kepala BPS Sultra, Moh. Edy Mahmud di Aula BPS Provinsi Sultra, Senin 6/8/2018 kemarin.

Kendari,Lenterasultra.com-Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) triwulan II-2018 tumbuh sebesar 6,09 persen (y-on-y). Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa sektor. Bahkan pertumbuhannya lebih diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,27 persen.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Moh. Edy Mahmud dalam konfrensi persnya, Senin, 6/8/2018 di Aula BPS Sultra.

“Pertumbuhan ekonomi kita, masih tinggi diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat mencapai 5,27 persen. Mudah-mudahan prestasi ini bisa dipertahankan seperti tahun lalu,” ungkap Edy Mahmud kepada awak media.

Dia mengatakan, perekonomian Sultra triwulan II-2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 29,24 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 21,91 triliun.

Ekonomi Sultra triwulan II-2018 tumbuh 6,09 persen (y-on-y) namun melambat jika dibanding triwulan II-2017 sebesar 6,87 persen.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Katanya, jika dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 9,42 persen. Dari sisi pengeluaran, dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 87,87persen.

“Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas konstruksi sebesar 14,47 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh pertumbuhan Komponen Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 24,75 persen,” beber Edy Mahmud.

Masih dijelaskan Edy Mahnud, dari sisi produksi, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberi kontribusi paling dominan terhadap PDRB Sultra, yakni sebesar 23,99 persen. Diikuti sektor pertambangan dan galian sebesar 21,08 persen, sektor kontruksi 13,15 persen dan sektor perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-motor 12,62 persen.

“Sedangkan lapangan usaha lainnya memiliki kontribusi kurang dari 10 persen,” katanya.

Selain itu, diakhir dia menambahkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 87,87 persen. Komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,40 persen.

“Untuk komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tercatat tumbuh positif, yaitu sebesar 41,34 persen,” tandas Edy. (Isma).

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU