Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Ibu Muda di Muna Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Muna, Lenterasultra.com-Warga Kontumere, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna geger. Jumat (29/6) sekitar pukul 08.00 wita, mereka dikejutkan dengan tewasnya Hasrina alias Warini Binti La Hatini. Perempuan berusia 33 tahun ini, ditemukan meregang nyawa dengan cara yang tidak lajim.
Hasrina terlihat tergantung di gelagar pondok dengan posisi jongkok menghadap kearah selatan. Di lehernya terlihat sarung batik warna putih bercorak unggu yang melilit. Kuat dugaan, ibu muda ini mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, akibat komplikasi penyakit yang tak kunjung sembuh.
“Korban ditemukan sudah meninggal dunia di salah satu pondok atau rumah kebun yang kosong, milik Wa Nuriah, warga Desa Kontumere,” kata Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, kepada lenterasultra.com, Jumat sore (29/6), kemarin.
Jasad Hasrina pertama kali ditemukan salah seorang warga bernama Wa Paru. Ceritanya, sekitar pukul 07.00 wita kemarin, Wa Paru keluar rumah menuju sumur yang berada di belakang rumah korban untuk mencuci pakaian kotor. Saat di sumur, Wa Paru melihat seseorang dalam posisi tergantung di pondok kosong milik Wa Nuriah.
Tak ingin ambil resiko dengan yang dilihatnya, perempuan yang berdomisili di Kontumere ini langsung meninggalkan aktivitasnya dan berlari menuju rumahnya. Dalam perjalanan, dia bertemu La Lati lalu menyampaikan apa yang dilihatnya itu. La Lati bersama masyarakat kemudian menuju lokasi yang dimaksud Wa Paru.
Begitu tiba di pondok, La Lati terkejut, karena sosok manusia yang dilihat Wa Paru adalah tetangganya bernama Hasrina. Informasi ini, kemudian sampai ke telinga Jabarudin, suami korban. Bersama penduduk sekitar, Jabarudin menuju TKP dan saat tiba, suaminya melihat istrinya sudah tidak bernyawa, dengan lilitan sarung di lehernya.
Beberapa menit kemudian, anggota Polsek Kabawo tiba di TKP. Polisi langsung melakukan pemotretan dan olah TKP. Polisi bersama suami korban lalu mengangkat jasad Hasrina dan di bawah menuju rumahnya yang berjarak sekitar 50 meter. Selanjutnya tim medis dari Puskesmas Kabawo melakukan pemeriksaan terhadap korban.
Kapolres mengaku, dari pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban, terdapat luka lecet pada leher diduga akibat lilitan sarung serta ditemukan banyak cairan yang keluar dari kelamin korban. “Hasil temuan tersebut, tim medis menduga korban meninggal dunia akibat bunuh diri,” sambungnya.
Meski begitu polisi tetap melakukan penyelidikan dan mengembangkan kasus gantung diri di Desa Kontumere itu. Bahkan beberapa saksi telah dimintai keterangannya. Polisi juga berupaya melakukan otopsi terhadap mayat korban, namun pihak keluarga menolak dengan membuat pernyataan kepada polisi.
Sementara Jabaruddin, suami korban menjelaskan, sebelum Hasrina mengakhiri hidup, istrinya mengalami sakit lambung atau maag akut dan sesak napas. Akibat penyakit tersebut, korban selalu ketakutan (khawatir terhadap segala sesuatu). Bahkan, pihak medis di Puskesmas Kabawo dan RSUD Kab. Muna sudah menyarankan untuk membawa ke Kendari untuk berobat, namun karena faktor ekonomi sehingga korban selalu menolak.
Camat Kabawo, La Mbolega bercerita, berdasarkan informasi yang diperoleh melalui pihak keluarga, korban sebelumnya menderita sakit. Bahkan, sudah komplikasi. Belum lama ini juga, korban sempat dirawat di RSUD Muna. Namun, tak lama di RSUD, keluarga memutuskan pulang. “Banyak sekali penyakitnya. Adami benjol-benjol. Karena, juga mungkin komplikasi, hingga bunuh diri. Kabarnya juga, korban pernah merantau di Papua. Pulang dari sana, sudah kurang sehat,” La Mbolega menerangkan.
Ia juga mengatakan, kepolisian sudah melakukan olah TKP. Soal otopsi, pihak keluarga menolak. Makanya, usai pemeriksaan, rencananya akan dimakamkan. “Sebentar (Jumat sore) baru dimakamkan. Tunggu dulu laporan dari kepolisian,” pungkasnya. (Ery)