Minim Armada, Sampah di Muna Tertinggal Setiap Hari
Lenterasultra.com-Persoalan sampah menumpuk di Kabupaten Muna, sudah menjadi pemandangan yang lazim di daerah itu. Bahkan setiap hari, selalu ada saja yang tertinggal karena tidak terangkut di tempat penampungan sampah sementara.
Banyaknya sampah yang menumpuk setiap hari disebabkan karena, volume sampah yang dihasilkan masyarakat, tidak sebanding dengan jumlah armada pengangkut sampah yang dimiliki. Belum lagi diperparah dengan kondisi kendaraan pengangkut sampah yang sudah tidak laik jalan.
Kondisi seperti itu, membuat sejumlah aktifitas di Bumi Sowite itu angkat suara. Presidium Gerak Sultra, Nur Arduk misalnya, dia menilai Bupati Muna LM Rusman Emba melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sudah tidak memperhatikan lingkungan di Kota Raha khususnya sampah.
“Dulu saat mau dilantik, Bupati berharap bisa mendapatkan piala adipura. Namun langkah-langkah itu, tidak ada bahkan semakin parah dari sebelumnya. Banjir dimana-dimana sekarang,” sorot Nur Arduk, Selasa (29/5).
Arduk demikian biasa disapa mengatakan, program pembangunan pemerintah tidak sinkron lagi dengan visi bupati terkait kebersihan lingkungan di Muna. Pemerintah, lebih mengutamakan pembangunan kelas “elit”. Akibatnya, hal-hal yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat terabaikan.
“Masa hanya berpikir dengan pekerjaan yang terkesan banyak untungnya. Kalau pengadaan armada kebersihan susah dipenuhi. Kendaraan yang ada sekarang, dari dulu sampai hari ini begitu terus,” sindirnya sembari mengaku, Kadis DLHK Laode Sahusu hanya awal dilantik saja turun lapangan.
Pantauan Muhammad Ery, wartawan lenterasultra.com di Raha, ada beberapa titik sampah yang menumpuk di ibukota kabupaten Muna itu. Salah satunya, di Jalan Made Sabara, menuju jalur SMAN 1 Raha. Ditempat ini, sampah tidak disimpan di dalam bak penampungan sementara, melainkan di tumpuk di pinggir jalan hingga nyaris menguasai sebagian badan jalan. Pemandangan serupa juga terlihat di jalan Gatot Subroto, Kelurahan Laiworu, Kecamatan Batalaiworu. Disalah satu titik, terlihat sampah menumpuk di pinggir jalan, dan sudah dikerumuni lalat karena telah mengeluarkan aroma busuk.
Sementara itu, Kadis DLHKP Laode Sahusu berkata lain. Jumlah armada sekarang ada delapan. Satu rusak, 7 beroperasi. Namun, untuk mengatasi sampah di Muna, instansinya membutuhkan 15 unit armada. Pihaknya, sudah melakukan usulan, hanya saja menunggu respon pemerintah. “Tapi, kami ada penambahan armada. Satu ambulance dan satu mobil sampah. Pengadaannya lewat katalog, langsung dari Haji Kalla yang mengeluarkan,” singkatnya tanpa menjelaskan secara detail. (ery)