Rebutan Lahan Cengkih, Warga Kolaka Tewas di Ujung Golok
LENTERASULTRA.com-Tak ada yang bisa dilakukan Png dan Ki ketika melihat ayah mereka, Rusli jadi sasaran serangan golok, hingga kemudian tewas berlumur darah. Dua bocah ini hanya bisa meraung melihat lelaki bernama Mustahang, yang sekampung dengan mereka, dengan kalap membacok lelaki yang selama ini jadi panutan keduanya. Rusli sekarat lalu dijemput ajal.
Tragedi ini terjadi Senin (12/3) pagi ketika Png dan Ki menemani ayah mereka ke kebun cengkih keluarganya Gunung Lasarau, Dusun Lasarau, Desa Sani-sani, Kecamatan Samaturu, Kolaka. Dua bocah ini dibuat kaget karena begitu tiba, ada orang lain di kebun mereka. Mustahang namanya. Lelaki itu sedang membersihkan rerumputan yang mengganggu tumbuhnya tanaman.
Rusli tentu heran, bagaimana bisa ada orang lain menggarap lahan miliknya. Saat itu dipertanyakan, Mustahang mengaku kalau lahan itu adalah miliknya yang sudah ia beli dari orang lain. Kedua pria ini pun terlibat debat, adu mulut dan dipungkasi dengan aksi kekerasan berujung maut. “Mustahang ini menyerang Rusli dengan parang ia bawa,” kata AKP I Gede Pranata Wiguna, Kasat Reskrim Polres Kolaka.
Informasi yang polisi peroleh dari hasil pemeriksaan menyebut, pergelangan kaki Rusli jadi sasaran pertama. Telak. Rusli lalu tersungkur. Belum lagi pria dua anak ini membalas, Mustahang menyerang lagi. Ujung golok yang ia pegang kali ini menyasar leher. Endingnya, Rusli terkapar, mandi darah dan tewas, di depan dua anaknya.
Polisi yang mendapat kabar aksi barbar tersebut langsung menuju lokasi dan mengamankan pelaku. Awalnya diamankan di Mapolsek Samuturu lalu di bawah di Polres Kolaka untuk proses lebih lanjut. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, bahwa lokasi kebun yang dipersoalkan tersebut memiliki luas sekitar satu hektar.
Lahan tersebut kabarnya sudah dibeli Mustahang dari Rusli sebesar Rp 20.000.000, namun korban meminta lokasi kebun tersebut untuk dikembalikan. “Kita masih selidiki motif utamanya aksi kekerasan yang menyebabkan meninggalnya nyawa orang lain tersebut,” kata Kasat Reskrim.
AKP I Gede Pranata mengaku sampai kini Polres Kolaka terus mendalami kasus pembunuhan tersebut dengan terus mengumpulkan alat-alat bukti lainnya. “Saat ini sementara dalam proses sidik,” ungkapnya melalui pesan singkatnya, Rabu 14 Maret kemarin.(inga)