1 Itu AMAN, 2 di Berkah, 3 Milik Sultra Cepat
LENTERASULTRA.com-Mulai saat ini, terhitung sejak 13 Februari 2018, tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sultra punya nomor identitas masing-masing. Ali Mazi Lukman Abunawas (AMAN) dapat nomor urut 1, sementara nomor 2 jadi milik Asrun-Hugua (Berkah) dan nomor urut 3, jadi identitas baru pasangan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar, yang dikenal dengan tagline Sultra Cepat di Tangan Orang Tepat.
Nomor urut itu adalah pilihan dari masing-masing pasangan calon saat KPU Sultra, Selasa (13/2) melakukan pengundian nomor urut tiga Paslon Cagub dan Cawagub Sultra di sebuah hotel di Kendari, yang baru sejam lalu tuntas setelah dimulai pukul 19.30 Wita, tadi.
KPU kali ini melakukan hal yang menarik dalam proses pengundian. Tak seperti sebelumnya yang hanya mencabut bola tenis, dan diikuti menarik gulungan kertas nomor, kali ini didesain lebih elegan dan menarik.
Pengundian nomor urut dilakukan secara bersamaan melalui rapat pleno terbuka yang dibuka oleh Ketua KPU Hidayatullah, sedangkan pengundian nomor urut dipandu oleh Iwan Rompo, anggota KPU lainnya. Dimulai dengan pembawa kotak suara dalam keadaan segel yang berisikan kunci dan kemudian masing-masing calon diberi secarik kertas dan bola tenis meja untuk menuliskan nama pasangan masing.
Tiga cawagub itu lalu mengambil kunci lalu membuka gembok pintu replika ruang kerja gubernur yang didalamnya tertulislan nomor urut.
Lalu kemudian, seluruh pasangan calon berdiri pada masing-masing pintu pilihannya.
Setelahnya, dalam hitungan kesembilan oleh seluruh pendukung yang menandakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sultra kesembilan, masing-masing pasangan calon membuka pintu replika tersebut secara bersamaan.
Hasilnya, pasangan calon Ali Mazi-Lukman Abunawas nomor urut 1, Asrun-Hugua nomor 2, dan paslon Rusda Mahmud-Sjafei Kahar nomor 3. Setelah mendapatkan nomor urut, ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra akan melalui tahapan selanjutnya dalam Pilkada Sultra 2018.
Untuk diketahui, ketiga pasangan calon membawa ratusan pendukungnya, namun hanya 100 orang pendukung yang dapat diperbolehkan masuk ke dalam ruangan pengundian. Sementara itu, ratusan pendukung lainnya menunggu di luar sambil bersorak-sorai mempromosikan kandidatnya.
Sesekali pembawa acara mengingatkan para pendukung yang ada dalam ruangan agar tidak mengeluarkan suara-suara yang riuh. Namun para pendukung hampir tak mengindahkan himbauan pemandu acara.
Aparat kepolisian bekerja ekstra menjaga tiga kelompok massa di depan hotel. Pasalnya, tak jarang, setiap kelompok pendukung saling meneriakkan tagline dan nama jagoannya.(isma)