Heboh Pernikahan di Konut, Cadar Pengantin Dipersoalkan

745

LENTERASULTRA.com-Jagad media sosial di Sultra kembali heboh. Sebuah video acara Walimahan alias pernikahan di Konawe Utara beredar massif di berbagai platform medsos. Bukan soal meriahnya pesta, atau karena uang “pannainya”, tapi karena pemberi ceramah pernikahan yang mempersoalkan cadar pengantin wanita.

Ribuan orang sudah membagikan video yang mulai tersebar sejak 9 Februari lalu tersebut termasuk mengomentarinya. Rata-rata mengutuk isi ceramah yang mempersoalkan penggunaan cadar oleh pengantin wanita. Yang lain meminta sang pengantin tetap istiqamah. Ada pula yang menganggap penceramahnya sudah tidak waras lagi.

Dalam video berdurasi sekira 1 menit 45 detik itu, seseorang yang belakangan diketahui adalah Kepala KUA, Kecamatan Asera yang bernama Sainul, tersebut menyebut mengenai pemakaian cadar oleh wanita. Sang pemberi ceramah tersebut menganggap, cadar tidak cocok di lingkungan umum tapi cukup di rumah saja atau di lingkungan pasantren.

“Jadi biasa sajalah, cadar itu bukan di lingkungan umum. Di rumah saja. Saya ini lulus di Pasantren Ummu Shabri Kendari, lanjut kuliah di IAIN tapi istriku, istrinya kepala KUA Asera tidak pakai cadar. Silahkan berdiri istrinya Kepala KUA,” kata sang penceramah, yang meminta istrinya yang saat itu hadir untuk berdiri.

Ia juga menyebut bahwa istri Menteri Agama, istri Kepala Kanwil Kemenag Sultra juga tidak pakai cadar. “Ini adik kita (pengantin laki-laki), sempat Bapaknya tidak mau kasih perwalian, tapi saya bilang, sabar pak, itu kewajiban. Tetap kita harus laksanakan perwalian,” kata Kepala KUA itu.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Jadi, kepada ananda ananda S (menyebut nama pengantin), janganlah berlebihan. Ananda kan sarjana, jadi, Islam itu hanya satu, penganutnya yang banyak. Di Mesir, Amerika, Arab, semua sama. Jadi janganlah berlebihan. Jadi, ini kan banyak yang ikut-ikut kajian, sampai orang tuanya juga dianggap mi najis,” katanya.

Penelusuran lenterasultra.com diketahui, bahwa pernikahan tersebut ternyata digelar Desember 2017 lalu. Belum ada kabar lain di desa apa tempat berlangsunnya pernikahan itu. Yang muncul belakangan justru video permintaan maaf sang Kepala KUA, yang kini beredar.

Dalam video berdurasi 2 menit 19 detik itu, terlihat Sainul, Kepala KUA Asera duduk di sebuah kursi dalam ruangan, lalu menyampaikan permohonan maaf. “Saya, Sainul S.Ag, Kepala KUA Asera menyampaikan permohonan maaf atas ucapan saya yang videonya viral dimana-mana,” kata sang KUA, dalam video yang dipost beberapa jam lalu.

Katanya, sesungguhnya peristiwa itu terjadi diawali permintaan keluarga mempelai pria yang menolak jika mempelai wanita menggunakan cadar saat pernikahan. “Jadi, saya dilematis. Apalagi saat itu orang tua mempelai perempuan menangis. Akhirnya saya larut dalam situasi saat menyampaikan ceramah,” katanya.

Sainul mengaku sangat menyesali ucapannya itu dan sebagai manusia, ia meminta maaf karena khilaf. “Kepada saudara-saudara saya kaum muslimin dimanapun berada, yang sudah menyaksikan ceramah saya, dalam kesempatan ini saya memohon maaf, baik secara pribadi maupun lembaga. Kiranya saya dimaafkan,” tandas Sainul dengan nada suara lembut.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Konut, Madawiyah saat dihubungi lenterasultra.com, belum bersedia menjelaskan masalah ini. “Maaf pak, saya lagi berduka. Secepatnya akan saya jawab (kasus ini),” katanya, saat dihubungi.

Yang agak terang disampaikan Kepala Kementerian Agama Sultra, Abdul Kadir. Katanya, perkara ini sudah ia tahu dan sudah diambil tindakan sesuai aturan internal. “Secara teknis, silahkan hubungi Kabag TU (Kemenag Sultra,” tukas Abdul Kadir.(jovi)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU