Terabas Bukit Batu, Rusman Buka Jalan ke Lasunapa-Walengkabola
LENTERASULTRA.com-Bukan perkara mudah membuka akses jalan besar. Merintis lewat hutan saja berat, apalagi harus melintasi bukit bebatuan. Tapi itu sama sekali tidak menciutkan nyali Rusman Emba. Bupati Muna ini komitmen untuk membuka akses jalan antara Lasunapa di Duruka hingga menuju Walengkabola, di Tongkuno.
Jaraknya ditaksir tak main-main. Puluhan kilometer bakal dijajal untuk akses transportasi jalan yang mengikuti garis pantai. Dan ternyata itu tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kini, infrastruktur jalan yang mengikuti bibir pantai, telah mencapai 7 kilometer progresnya. Pengejewantahan nilai “peradaban baru” yang diusung Rusman Emba.
Tahap pertama, pada tahun 2017, pekerjaan yang bersumber dari APBD itu mulai dikerja. Mulai dari desa Lasunapa hingga panjangnya kala itu, baru mencapai 2 kilometer mengarah ke sebuah perkampungan bernama Mongkeluno. Pada anggaran perubahan, pekerjaan kembali dilanjutkan. Beberapa eksavator diturunkan, hingga terdengar raungan kuda baja membelah bebukitan terjal.
Kini, pekerjaan itu telah sampai di pesisir pantai Wabintingi (sekarang desa Loghiya). Mobil truk pun sudah bisa mengakses jalan dari desa ini, menuju pesisir pantai. Nah, di tahun 2018, Pemkab kembali menggelontorkan anggaran. Soal berapa kilometer lagi yang bakalan dikerja, mega proyek fenomenal ini masih menunggu proses lelang. “Anggarannya melalui APBD. Tapi saya belum tahu berapa kilometer lagi yang dikerja. Nanti dilelang dulu,” kata La Mahi, Kepala Bappeda Muna, Selasa (6/2).
Mega proyek itu, sudah pasti membutuhkan anggaran besar.
Soal ada suntikan dana dari pemerintah pusat dalam menggenjot perampungan badan jalan hingga ke Walengkabola, sejauh ini, kata La Mahi, belum ada. Bukan berarti pemerintah setempat diam. Daerah tetap bakalan mengusulkan tahun 2019, dari sisa anggaran pada tahun ini. Tentunya, usulan anggarannya melalui Dana Alokasi Khusus.
Lalu, kapan pembukaan badan jalan dari Lasunapa hingga Walengkabola rampung? Kata dia, ditargetkan 2020 tuntas. Kendati demikian, pemerintah juga mengupayakan agar 2019 selesai. Termasuk, pengaspalannya pula dirampungkan. Dengan begitu, semua bisa diakses, dan bebas dari keterisolasian.
“Perencanaan setelah badan jalan tuntas, kita usulkan pengaspalan. Makanya, kita lagi konsultasikan di Jakarta,” terang mantan camat Maligano ini, pada lenterasultra. Com.
Pembukaan badan jalan ini sangat menarik.
Selain, melintasi destinasi wisata yang ada, juga akan membuka akses pada titik-titik wisata yang memang belum terjamak. Kabarnya, lintasan ini rampung, akan muncul wisata-wisata baru seperti situs Cina di Tanjung Laiworu, yang berhadapan dengan Pulau Gadis alias Kogholifano.
Selain itu juga, akan melintasi perumahan nelayan bantuan pemerintah untuk masyarakat setempat. Tahun 2018, ada 50 unit rumah yang dibangun di Meleura kecamatan Lohia, tahap pertama. Sementara, tahun 2019, pemerintah kembali mengusulkan lagi rumah nelayan, untuk diproyeksikan dibangun pada daerah pesisir Labongkuru, Lakawoghe, Labora, serta Walengkabola.
“Izin di Meleura sudah ada. Pakai akte hibah. Penginputannya minggu depan. Sekarang, kita masih ambi contoh formatnya di Jakarta,” tandas mantan pelaksana pada Dinas Koperasi dan UKM ini. (ery)