Aad Baking, Anak Muda Bombana Peraih Juara Nasional Debat Bahasa Arab

LENTERASULTRA.com-Bombana punya banyak anak muda penuh talenta. Salah satunya adalah Aad Nur Sayyidus Syuhuur Baking. Usianya 19 tahun, dan kini sedang menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Lisannya amat fasih berbahasa Arab. Jangan tanya kehebatanya karena deretan prestasi lomba debat Bahasa Arab sudah cukup jadi jawaban.
Mahasiswa di berbagai kampus di Pulau Jawa, sudah tahu kemampuan pemuda kelahiran Boepinang ini untuk urusan lomba debat berbahasa Arab. Tahun 2017 ini saja, ada lima lomba dimana ia sukses membawa predikat terbaik. “Saya memang suka dan cinta dengan Bahasa Arab,” kata Aad.
Deretan prestasinya ia mulai dari lomba debat bahasa Arab tingkat nasional di kampusnya sendiri, tahun 2016 lalu. Kala itu, ia menyabet juara kedua. “Tapi April 2017, saat lomba serupa di UIN Kalijaga Jogja, Alhamdulillah juara 1, dan jadi the best speaker,” katanya, saat berbincang via apliasi WhatsApp dengan lenterasultra.com
Tak berhenti di UIN Kalijaga, Aad yang masih haus tantangan kemudian berangkat ke Surakarta, September 2017 lalu. Di kampus ini digelar lomba serupa dengan peserta yang lebih kompetitif. “Syukurnya, saya tetap bisa dapat juara 1,” kata anak kedua dari dua bersaudara ini.
Putra Kepala Kantor Agama Kolaka, Azis Baking ini melanjutkan petualanganya ke Jakarta di UIN Syarif Hidayatullah, Oktober lalu termasuk di Univeritas Padjajaran, November 2017. Meski hanya menyabet peringka kedua, di dua kompetisi ini, tapi ia puas karena pesaingnya memang kompetitif.
Katanya, setiap kali lomba, ada sekitar 24 tim dari seluruh kampus-kampus besar di Indonesia yang ikut. Mulai dari UI, UGM, UII, UNHAS, UAD Jogjakarta, UMM Malang , Universitas Negeri Malang, Unbraw, dan lainya. Makanya, ia selalu tertantang untuk terus belajar karena lomba debat bahasa Arab ini memang menantang.
“Penilaiannya itu adalah soal materi, retorika dalam debat dan tata bahasa. Tapi namanya orang debat bahasa Arab, karena sudah fasih jadi fokus penilaianya tinggal soal materi dan retorika biasanya. Alhamdulilah sejauh ini selalu bisa jadi yang terbaik,” tukasnya.
Menurut anak muda yang lahir tiap 27 Januari ini, sudah lama ia tertarik dengan Bahasa Arab. Alasannya, bahasa dari timur tengah penuh sastra dan punya keindahan luar biasa. “Tentu saja karena bahaa Arab itu bahasa yang dipakai di Al Quran. Makanya saya memilih kuliah dan mengambil jurusan bahasa Arab,” kata Aad.
Putra pasangan Azis Baking-Hj Darmawati itu juga mengidolakan sastrawan Arab seperti Umruul Qais, Aktsam bin Shaifi, Mahmud Sami Basya, dan Anis Syusan yg merupakan penyair internasional. Ia bersyukur karena sejak kecil, orang tuanya memberi support kepada dirinya untuk belajar Bahasa Arab.
Untuk diketahui, Aad menuntaskan sekolah dasarnya di SDN 3 Kasipute tahun 2009 lalu. Setelah itu ia mondok di Pondok Modern Gontor 7 di Pudahoa, Konawe selatan. Setelah lima tahun menimba ilmu, tahun ke enam ia dikirim ke Gontor pusat di Ponorogo, Jawa Timur.
Setelah lulus dari Gontor tahun 2015 lalu, ia diutus mengabdi jadi pengajar di Gontor Poso tahun 2016, dan mendaftar kuliah di UIN di tahun yang sama. Ternyata, tak butuh waktu lama bagi adik dari Aad Alief Rasyidi Baking ini untuk merebut deretan prestasi membanggakan.
Tak hanya mahir dalam urusan debat Bahasa Arab, Aad juga tercatat sebagai penerima Awardee Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud, jadi delegasi UIN Malang dalam workshop public speaking nasional di Universitas Negeri Jember.(abdi)