Laut Kabaena “Mengamuk”, Kapal Tongkang Naik ke Darat
LENTERASULTRA.com-Laut di perairan Kabaena kini sedang tak bersahabat. Tak hanya di tengah laut, gelombang ekstrim juga melanda tepian pantai. Jumat (22/12) dini hari tadi, sebah kapal tongkang bernomor Kode AME -V1 terlepas dari tug boat hingga naik ke darat, tepatnya di pesisir Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Bombana.
Kejadian ini lebih parah dari peristiwa serupa saat di Kendari, tiga pekan lalu, saat kapal Jetliner naik ke darat. Kerusakan yang ditimbulkan akibat tongkang ini naik ke darat adalah, dua rumah warga rusak, 11 kapal nelayan serta 6 buah Karamba milik warga yang juga ikut digilas kapal besi ini.
“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugiannya banyak. Jika ditotal mencapai Rp 548 juta,” kata Iptu Yudi, Kapolsek Kabaena yang dikonfirmasi lenterasultra.com. Katanya, tongkang itu disewa disewa PT Tambang Bumi Sulawesi (TBS) untuk memuat ore nikel di Pongkalaero, Kabaena Selatan.
Diceritakan Kapolsek, tongkang itu sedang menuju perairan Pongkalero, untuk memuat nikel. Saat diperjalanan, karena dihantam angin kencang serta ombak keras, tug boat dan tongkang terpaksa harus menepi dan berlindung di Pulau Mataha. Namun karena cuaca semakin buruk, tali tongkang terputus hingga terlepas dari tug boatnya.
“Karena tak mampu dikendalikan akhirnya kapal tongkang itu nyasar hingga sampai ke rumah warga kampung Bajo yang ada di pesisir Sikeli, Kabaena Barat,” tambah Kapolsek.
Sementara Kapten TugBoat yang diketahui bernama Yamsuri saat ini sudah berada di Polsek Kabaena untuk dimintai keterangan. “Ini karena adanya cuaca buruk, kami sementara melakukan upaya mediasi antara pihak perusahaan dan korban, agar dilakukan dilakukan upaya ganti rugi” kata perwira polisi itu.
Sementara Lurah Sikeli, Andi Mantrani Jaya merasa sangat perihatin atas kejadian yang menimpa rumah, kapal nelayan dan karamba milik warganya itu. “Kami sementara melakukan verifikasi ulang berapa jumlah kerugian semuanya,” tambah Andi Jaya.
Dirinya juga menambahakan kalau saat ini sudah dilakukan upaya komunikasi oleh pihak kepolisian agar segera dilakukan ganti rugi. Saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi kepada semua barang barang yang rusak sambil menunggu Tug Boat datang menarik kembali Tongkang yang masih menempel di rumah warga.
Untuk diketahui, laporan dari badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) Kendari Dalam beberapa hari ini wilayah Sultra memang dihajar angin kencang. Kecepatan angin bahkan bisa mencapai 28 knot atau sekitar 51.856 km/jam.
Adi Istyono, Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kota Kendari, ia mengungkapkaan bahwa dari analisis dinamika atmosfer skala regional terlihat adanya anomali cuaca yaitu adanya sirkulasi angin atau eddy dan palung tekanan rendah atau low presure trough yang memanjang dari barat sampai timur di selatan Indonesia.
“Hal ini menyebabkan perbedaan gradient tekanan udara hingga aliran udara atau angin dari lapisan permukaan hingga 3000 feet yang bertiup dari barat ke timur menjadi lebih kencang,” ungkapnya. Ia memperkirakan, cuaca ekstrim ini masih berpotensi hingga dua hari kedepan.(danil/astil)