Hormat Tafdil untuk Tokoh Pejuang Pemekaran Bombana

2,158
Dengan balutan pakaian adat Moronene, Bupati Bombana, H Tafdil memberikan piagam penghagaan kepada para camat, lurah dan kepala desa yang berprestasi merealisasikan target PBB

LENTERASULTRA.com-H Tafdil tahu betul arti sebuah terima kasih. Bupati Bombana ini sadar bahwa daerah yang ia pimpin hari ini tak akan pernah ada jika bukan karena peran besar para pejuang pemekaran daerah itu. Ia pun memberikan penghargaan dan apresiasi luar biasa terhadap jasa mereka.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para tokoh tokoh pejuang pemekaran terbentuknya Kabupaten Bombana, termasuk para pemimpin Bombana sebelumnya atas darma baktinya terhadap daerah ini sehingga bisa seperti saat ini,” kata Tafdil, saat memberikan sambutannya di upacara peringatan HUT ke 14 Bombana di Lapangan Kastarib, Boepingan, Poleang, pagi (18/12) tadi

Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan daerah terhadap kiprah para pejuang pemekaran termasuk para pemimpin daerah sebelumnya, pihaknya sudah mendapat restu DPRD untuk menerbitkan buku sejarah terbentuknya Kabupaten Bombana

“Supaya sejarah pemekaran daerah ini bisa menjadi sinopsis dan referensi yang dapat dibaca oleh semua pihak termasuk generasi penerus,” kata Ketua PAN Bombana itu.

Bukan hanya soal apresiasi Tafdil atas pendahulunya yang menarik di upacara tersebut, nuansa kultur lokal terlihat amat dominan. Para peserta upacara yang berasal dari berbagai wilayah utama di Bombana, hadir dengan balutan kain adat Moronene.

“Saya mengajak kita semua untuk bangga karena HUT ke 14 Bombana ini, kita melaksanakannya dengan simbol adat lokal yaitu adat Moronene. Ciri khas ini menjadi hal yang perlu kita lestarikan dan jaga,” kata Tafdil.

Suami Andi Nirwana ini menambahkan pada peringatan hari ulang tahun ke 14 ini, pemerintah telah berupaya mendesain atau merancang sebuah formula masa depan dengan berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai nilai dan peristiwa bersejarah dimasa lalu.

“Sebagai masyarakat Bombana kita wajib bersyukur dengan menjadikan hari kelahiran kabupaten ini sebagai sebuah inspirasi dan motivasi untuk mengisi kembali setiap detik perjuangan kehidupan daerah ini, dengan karya dan prestasi, kerja produktif demi meraih cita cita dan harapan akan masa depan yang lebih baik” ajak Tafdil kepada seluruh masyarakatnya.

Tak hanya soal itu, pada Upacara HUT Bombana tadi, Tafdil pun memaparkan program Gerakan Membangun Daerah dengan Ridha Allah (Gembira), sebagai salah satu program adalannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dibawah kepemimpinannya bersama Johan Salim.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Sebagai referensi, Bombana hari ini, 18 Desember 2017 genap berusia 14 tahun, dihitung dari kelahirannya 2003 lalu. Saat ini, Bombana punya 22 wilayah Kecamatan, dengan rincian, 15 kecamatan terdapat di daratan, sedangkan 6 kecamatan lainnya terdapat di kepulauan yaitu, Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya, Kabaena, Kabaena Utara, Kabaena Selatan, Kabaena Barat, Kabaena Timur serta Kecamatan Kabaena Tengah.

Sejak diresmikan menjadi daerah otonomi baru (DOB), Kabupaten Bombana pertama kali dipimpin Dr. H. Syafiuddin Dullah, SP.Pd. Ia bertugas sebagai Pj Bupati, sejak tanggal 17 Januari 2004 hingga 22 Juni 2005. Pejabat ini memulai tugasnya dengan membentuk organisasi pemerintahan serta menfasilitasi terbentuknya DPRD di Bombana.

Di awal Kabupaten Bombana terbentuk, baru ada 6 Kecamatan. Ia pula yang menginisiasi Pilkada pertama digelar di wilayah itu. Setelah setahun lebih menjabat, Syafiuddin memilih mengundurkan diri sebagai konsekuensi dari pilihannya maju dalam Pilkada, bertarung sebagai Bupati, meski kemudian ikhtiarnya itu gagal.

Saat Syafiuddin mengundurkan diri, posisinya digantikan Drs. H. Djaliman Mady, MM, yang mejabat sebagai Pj Bupati Bombana sejak 22 Juni 2005 hingga 9 November 2005, atau sekitar 5 bulan saja.
Memfasilitasi Pilkada langsung pertama dengan menelorkan lima calon Bupati dan Wakil Bupati dan membentuk 18 Kecamatan serta beberapa peraturan daerah.

Pilkada yang digelar saat Djaliman Mady memerintah itu kemudian melahirkan kepala daerah definitif yakni pasangan DR. H Atikurahman dan Muhammad Subhan Tambera, SE.,M.Si. Mereka dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bombana tanggal 9 November 2005 lalu, hingga kemudian berakhir 9 November 2010.

Sayangnya, ketika Pilkada 2010 lalu digelar, keduanya berpisah dan masing-masing menjadi calon bupati, tapi kemudian sama-sama tidak beruntung.

Saat keduanya menjadi Bupati dan Wakil Bupati, sederet catatan membanggakan mereka torehkan. Paling tidak, Bombana yang awalnya hanya terdiri dari 6 kecamatan, bermetamorfosis menjadi 22 kecamatan, 116 Desa dan 22 Kelurahan.

Ketika mereka menjabat inilah, Bombana mendadak sangat terkenal karena potensi sumber daya alam baik itu emas dan nikel ditemukan. Saat Atikurrahman maju di Pilkada, posisinya diambil alih Ir. H. Muhammad Hakku Wahab, M.Si, dengan status sebagai Pj Bupati.

Hakku Wahab punya masa jabatan yang agak lama karena Pilkada yang digelar tahun 2010 lalu, tidak langsung mendapatkan pemenang. Dengan enam pasang kontenstan, pemilihan kepala daerah harus dilakukan dua putaran.

Hakku Wahab baru menuntaskan tugasnya tanggal 25 Agustus 2011, setelah pasangan H Tafdil dan Hj Masyhura Ila Ladamay dilantik jadi Bupati dan Wakil Bupati.

Setelah Hakku, pasangan H. Tafdil SE.,MM dan Ir. Hj Masyhura Ila Ladamay menjadi pemimin Bombana definitif, dari 2011-2016. Di edisi Pilkada 2016 lalu, Tafdil mencari pasangan baru yakni Johan Salim yang akhirnya terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati daerah itu sampai 2023 mendatang.(danil)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU