Jejaka 25 Tahun Nikahi Nenek Setengah Abad
LENTERASULTRA.com-Kisah pernikahan beda usia terpaut jauh tak hanya terjadi di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Bedanya, jika di Kolaka pasangannya adalah kakek dan gadis perawan muda, cerita berbeda datang dari Pulau Borneo, Kalimantan. Seorang anak muda berusia 25 tahun cinta mati kepada seorang nenek berusia 58 tahun. Mereka kemudian naik pelaminan.
Bujang itu bernama Arifuddin bin Saharuddin. Rabu (29/11) lalu, ia resmi mempersunting seorang perempuan setengah abad bernama Rabo binti Bella. Usia mereka terpaut 33 tahun. Keduanya menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kepala KUA Nunukan Selatan, Adam S. Ag membenarkan peristiwa itu. Katanya, pernikahan dilangsungkan secara sederhana. Sebab, kedua mempelai merupakan warga kurang mampu, dan tidak memiliki keluarga di Nunukan saat ini. “Yang hadir hanya tetangga mereka sebagai saksi dan mempelai wanita hanya diwali hakimkan saja,” kata Adam.
Dikatakan, sepekan sebelum prosesi ijab kabul itu digelar, pihaknya telah memintai keterangan untuk mecocokkan data diri yang dikeluarkan pihak kecamatan. Termasuk mengetahui apakah kedua mempelai ini sudah sepakat atau ada paksaan untuk menikah.
Menurutnya, pernikahan beda usia ini bukan hal baru terjadi. sejak menjabat kepala KUA di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan, dirinya sudah sering menemukan kejadian seperti ini. Hanya saja, yang usianya tua dari mempelai lelaki saja.
“Atas dasar cinta juga mereka menikah. Ini lebih baik dari saling diam dan berbuat dosa,” ungkap Adam, seperti dikutip dari jpnn.com.
Sementara itu, Arifuddin mengakui menikahi wanita setengah abad lebih itu atas dasar cinta dan kasih sayang. Apalagi, selama berada di Nunukan, keduanya memang tidak memiliki keluarga.
“Inilah kehidupan. Sebelum saya memutuskan, saya sudah berpikir panjang. Begitu juga dengan istri saya. Dia meminta saya untuk berpikir lebih jauh lagi. Jangan sampai ada penyelesan,” akunya.
Namun, lanjutnya, dirinya memantapkan diri dan akan menyerahkan sepenuh hati dan kasih sayangnya kepada wanita yang selama ini memberikannya kenyamanan hidup. “Saya merantau lama sendiri. Dan, ketika saya membutuhkan dukungan dan perhatian, wanita ini selalu hadir. Saya yakin ini takdir,” ujarnya.
Soal keluarga, lanjutnya, semuanya sudah mendukung. Makanya pernikahan ini dilakukan secepatnya. Selain lebih nyaman, juga menghindari omongan tetangga yang tidak baik.
“Iya, saya sudah mantap untuk menikah. Memang kami sudah saling sayang jadi memang perlu diresmikan saja,” ungkap Arif yang juga diaminkan Rabo saat itu setia mendampingi suaminya. (jpnn/abi)