Ayo Berderma, Ada Bayi di Koltim Lahir Tanpa Anus
LENTERASULTRA.com-Sudah enam bulan, Muhammad Fatur tak bisa merasakan hidup sempurna. Bayi asal Desa Keisio Kecamatan Lalolae Kolaka Timur (Koltim) Sultra itu lahir tanpa anus. Sejak saat itulah, Anak pasangan Nasrun Lela dan Astuti itu terpaksa menggunakan sebuah lubang di perut, yang dibuatkan dokter, untuk Buang Air Besar (BAB).
Sehari setelah lahir, Fatur dirawat di RS Benyamin Galuh Kolaka. Dokter di rumah sakit inilah yang melakukan operasi kolosomi, yakni membuat anus buatan sementara.
Sempat dirawat di RS, namun kedua orang tua terpaksa membawa pulang anaknya untuk dirawat di rumah. Lantaran keterbatasan dan kesulitan untuk membiayai operasi anaknya tersebut. Saat ini, bayi kelahiran 17 Mei 2017 itu, semakin menyedihkan ketika akan BAB, ia selalu menangis karena kesakitan.
“Dia menangis terus kasihan karena kesakitan. Di perutnya di lubang sebagai anus buatan. Hanya saja tidak berdampak baik bagi bayi justru tambah menangis setiap mau BAB. Dia sangat kesakitan rasanya,” begitu cerita Rika Elsiyana, kerabat orang tua Fatur kepada Lenterasultra.com melalui aplikasi Messenger.
Lanjut cerita, Rika mengatakan, Fatur pernah dirujuk di salah satu Rumah Sakit (RS) di Makassar, untuk operasi lubang anus. Namun lagi-lagi, terbentur pada kesulitas biaya katena faktor ekonomi orang tua yang serba keterbatasan. Akibatnya, Fatur kembali dibawa pulang di rumah.
“Karena orang tuanya tidak mampu membayar biaya operasi anus yang mahal, makanya terpaksa dibawa pulang lagi di rumah. Untuk makan saja, keluarga itu susah. Apalagi untuk biaya operasi. Makanya, saya sebarkan di FB siapa tau ada yang mau membantu. Tujuannya saya ingin meringankan beban keluarga itu,” ucap Rika.
Anak kelima Nasrun dan Astuti itu, kondisinya semakin kesakitan. Kedua orang tuanya pun jarang membawa anaknya kontrol ke RS. Jarak rumah cukup jauh sehingga harus mengeluarkan biaya transportasi serta kebutuhan lainnya. Akan tetapi, jika disimpan terlalu lama, takutnya akan terjadi infeksi pada lubang perut serta hal-hal lainnya yang akan terjadi pada anak bayi itu.
“Ibunya sangat khawatir dan cemas terhadap Fatur. Sebenarnya, dokter sudah berulang kali menyarankan agar dirujuk ke RS Makassar. Sayangnya, belum bisa dilakukan karena terkendala biaya operasi, transportasi dan pengobatan yang lain,” ujarnya.
Untuk menafkahi keluarga, Nasrun hanya pekerja buruh. Itupun tidak menentu, apa saja yang bisa dikerjakan dilakoninya asalkan bisa menghasilkan rupiah. Sedang Astuti hanya seorang ibu rumah tangga. Ditambahlagi, keluarga itu tidak memiliki BPJS, hanya mengantongi Kartu Indonesia Sehati (KIS) itupun belum bisa membantu.
Olehnya itu, sangat diharapkan ada bantuan dari pemerintah daerah Koltim. Ataupun orang-orang dermawan lainnya.
“Kami berharap agar pemerintah bisa memperhatikan dan membantu keluarga tersebut. Dimana sekarang, keluarga Nasrun ini sangat butuh bantuan karena lagi tertimpah musibah,” harap Rika.
Rika menambahkan, saat ini keluarganya lagi berusaha mencari dana bantuan untuk biaya operasi di Makassar. “Saya dan kerabat lainnya terus mengumpulkan dana dari orang-orang yang bermurah hati. Seberapa pun, kami tidak memandang nilai yang penting iklas. Insa allah sedikit demi sedekit, bisa terkumpul agar Fatur segera dirujuk di Makassar,” harap Rika. (isma)