Ranomeeto Wajib Steril dari Kekumuhan
“Ranomeeto ini kan etalasenya Konsel. Setiap hari, orang lalu lalang melintas di jalur ini, jadi tidak boleh lagi ada bangunan-bangunan kumuh,”
Surunuddin Dangga, Bupati Konsel
LENTERASULTRA.com-Mulai tahun depan, sepanjang jalur jalan di daerah Ranomeeto, Konawe Selatan sudah tak boleh lagi ada bangunan-bangunan kumuh, khususnya yang persis berada di sisi jalan. Pemerintah desa yang masuk cakupan Kecamatan Ranomeeto diminta menyiapkan strategi agar ini bisa diwujudkan.
“Ranomeeto ini kan etalasenya Konsel. Citra daerah ini dimulai dari Ranomeeto. Setiap hari, orang lalu lalang melintas di jalur ini, jadi tidak boleh lagi ada bangunan-bangunan kumuh, karena itu mengurangi nilai daerah kita,” kata Surunuddin Dangga, Bupati Konawe Selatan.
Ia menyampaikan ini di depan lurah, kepala desa, camat se Konawe Selatan saat menggelar rapat sinkronisasi Program Pembangunan tahun 2017/2018 untuk mewujudkan misi besar, Desa Maju Konsel Hebat di Balai Pertemuan Kec Ranomeeto, Selasa (31/1) pagi.
Surunuddin memang memberi atensi khusus terhadap Ranomeeto. Kebersihan dan penataan wilayah jadi yang utama untuk desa dan kelurahan di daerah itu. Sebagai solusinya, mantan Ketua DPRD Konawe Selatan ini meminta agar Dana Desa (DD) bisa dimanfatkan dengan baik.
“DD 2018 nanti harus dimanfaatkan baik-baik. Rencanakan apa program yang menyangkut kepentingan masyarakat. Mulai soal ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Pakai DD untuk bentuk desa mandiri agar Konsel ini seperti model perkotaan maju,” paparnya di depan para bawahannya.
“Saya minta manfaatkan baik-baik itu DD. Misalnya di Ranomeeto ini, jangan lagi ada kios kumuh di pinggir jalan. Kalau daerah ini bersih dan rapi tata kotanya, maka menjadi cerminan yang positif untuk seluruh Konsel. Ranomeeto ini etalasenya,” urai Bupati.
Selain soal Ranomeeto, rapat yang juga dihadiri Wakil Bupati, Arsalim tersebut digelar untuk menyamakan visi-misi pimpinan daerah dengan semua perangkat pemerintahan di bawah agar jargon “Desa Maju Konsel Hebat, bisa berjalan sesuai konsepnya.
Berulang kali, Bupati menjelaskan soal perencanaan Dana Desa dengan baik agar tujuan akhirnya untuk pengentasan kemiskinan bisa tercapai.
“Kedepan, bantuan Raskin akan digabung dalam satu kartu Program Keluarga Harapan (PKH). Jadi semua KK miskin harus tersentuh dan dapatkan bantuan dengan syarat memiliki KTP elektronik,” ucapnya
Politisi Golkar ini mengatakan bahwa untuk mendukung majunya desa di harap semua perencanaan penggunaan DD segera di masukkan kepada pimpinan kecamatan dan diteruskan ke Bupati, yang berfokus kepada usaha-usaha yang ada di wilayahnya.
Misalnya, kata Bupati, melalui BUMDes bisa membiayai program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Sapi. “Bumdes jangan di jadikan Koperasi Simpan Pinjam, lama berkembangnya dan berpotensi macet,” jelas Surunuddin.
Ia pun meminta agar perangkat desa menyiapkan lahan untuk dijadikan SPR agar punya nilai ekonomi jangka panjang. “Daripada lahannya di jual atau kosong kurang bermanfaat dan merugikan kedepannya, lebih baik jadi lahan SPR,” urai mantan anggota DPRD Sultra itu.
Bupati juga meminta agar perangkat pemerintahan harus mendorong warga untuk bekerja dan mamfaatkan lahannya. Pemkab akan menyiapkan bibit dan keperluan pertaniannya.
Sementara itu, Wakil Bupati Konsel, Arsalim menyampaikan agar penggunaan Anggaran Dana Desa dan bantuan yang diberikan oleh Pemkab di setiap desa agar dimamfaatkan dan dikelola dengan maksimal serta manfaatnya di rasakan langsung warga tidak mampu, sehingga benar-benar meringankan beban mereka.
“Seperti halnya Desa Woru-Woru yang memiliki potensi wisata, bisa dikembangkan agar bisa meningkatkan pendapatan warga,” kata Arsalim. Ia juga memberi ilustrasi soal penggunaan dana desa.
“Jangan dananya di pakai buat drainase yang tidak ada pembuangan airnya, tidak bermanfaat buat Warga, hanya buang- anggaran,” jelasnya. Mantan Kepala Bappeda Konsel ini meminta agar DD diperuntukan di sektor infrastruktur dan meningkatkan kesejateraan warga.(abi)