Ibunda Nur Alam Meninggal Dunia

837
FOTO ISTIMEWA Nur Alam bersama sang ibu, Hj Fatimah semasa hidup di beranda rumah di Wuawua, suatu sore
FOTO ISTIMEWA
Nur Alam bersama sang ibu, Hj Fatimah semasa hidup di beranda rumah di Wuawua, suatu sore
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

LENTERASULTRA.com-Linimasa dunia maya di Sultra pagi ini ramai oleh kabar meninggalnya Hj Fatimah, ibunda dari Nur Alam, gubernur Sultra (non aktif). Wanita luar biasa itu meninggal dunia Jumat, pukul 02.00 dini hari di VVIP RS Bahteramas Kendari.

Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Sultra, Kusnadi membenarkan kabar itu. “Inalillahi Wainnailaihi Rojiun. Betul, ibunda Nur Alam telah berpulang ke Rahmatullah,” kata Kusnadi yang dihubungi lenterasultra.com, Jumat (13/10) pagi ini.

Hj Fatimah memang sudah sebulan dirawat di RS Bahteramas. Kata Kusnadi, beberapa hari ini kondisinya memang makin droo. Bahkan, dua hari lalu ada kondisi gawat dimana Hj Fatimah mendadak membutuhkan donor darah yang cukup besar.

“Tapi, Allah berkehendak lain, meski sudah diupayakan segala cara oleh dokter, beliau menghembuskan nafas terakhir dini hari tadi dihadapan anak-anaknya dan keluarga besarnya,” tambah Kusnadi.

Saat ini jenazah disemayamkan di rumah duka, di Konda, Konawe Selatan. Anak tersayanya, Nur Alam sudah dikabari tadi pagi oleh keluarga. “Beliau akan meminta izin ke KPK untuk pulang mengantar ibunya ke peristirahatan terakhir. Semoga bisa diberi izin,” harap mantan Karo Humas Pemprov Sultra ini.

Sementara Tina Nur Alam, istri Nur Alam, sudah berada di Kendari, menumpang pesawat Batik Air yang tiba pagi ini.

Hj Fatimah punya 11 orang anak. Suaminya, Isruddin adalah pegawai kehutanan golongan rendahan dengan jabatan KRPH (Kepala Resort Pemangkuan  Hutan) Konda dan sekitarnya.

Ia lantas membesarkan anak-anakya dengan mengelola gaji/pensiun yang tak seberapa sehingga bisa bertahan hidup dan bersekolah. Perjuangan hidup Ibu Fatimah makin berat ketika suaminya dipanggil lebih dulu menghadap Sang Khalik pada tanggal 26 Februari 1982.

Nur Alam juga tidak ikut menyaksikan kepergian ayahnya untuk selama-lamanya karena waktu itu dia sedang mengikuti kegiatan nasional Pramuka di Cibubur. Ketika itu dia masih duduk di kelas 3 SMP.(abdi)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU