Merengkuh Sukses, Menaklukan Getir
-Kisah Gemilang Sucianti Suaib Saenong-
Hikayat tentang kesuksesan, dari belahan bumi manapun, selalu menghadirkan kisah-kisah perjuangan. Tak ada seorang pun yang lahir sebagai pelaut ulung jika tak pernah menjajal ganasnya gelombang laut.
Dan lihatlah sekarang gemilang yang dicapai seorang Sucianti Suaib Saenong. Perempuan muda asal Poleang, Bombana yang sukses menaklukan belantara Jakarta. Ia menjelma sebagai seorang entrepreneur perempuan yang tangguh.
“Prosesnya tak mudah, tapi karena saya percaya bila proses tak pernah mengkhianati hasil, saya terabas beragam tantangan untuk sampai di level ini,” Suci,-demikian wanita ini disapa-berbagi kisah hidupnya.
Lahir di Baubau, 10 Mei 1984, Suci muda sudah nekad terbang ke Makassar. Mimpi menjadi seorang yang sukses membawanya menjejaki Bumi Anging Mamiri. Di usia 18 tahun, ia sudah menjajal kerasnya hidup di negeri orang.
“Saya ingin kuliah. Tapi saya tak mau membebani orang tua. Makanya, saya memilih cari kerja,” cerita cucu dari seorang tokoh di Poleang bernama H Saenong ini.
Di Makassar, ia memulai perjuangan hidupnya dengan bekerja di sebuah operator telekomunikasi besar tanah air. Pergaulannya bertambah, ditambah keramahannya menjadikan ia punya banyak teman.
“Saya membangun jejaring. Karena hanya itu modal untuk hidup di negeri orang. Semakin banyak kawan, maka ruang untuk berkembang jadi makin besar,” begitu alasan Suci, yang membuatnya kemudian mengenal dunia usaha.
Keinginan besarnya untuk jadi seorang entrepreneur membawa langkahnya ke Jakarta. Tanah harapan bagi mereka yang mau berusaha keras. Di Jakarta, ia memulainya dengan kuliah. Universitas Paramadina, dipilihnya sebagai tempat belajar.
Dari sinilah, bibit sukses itu diretasnya. Mengambil jurusan manajemen finance, penelitian untuk ujian akhirnya soal Bank Kepemilikan Asing dan Bank Kepemilikan Pemerintah mengantarnya meraih nilai cum laude.
Setelah menamatkan pendidikan, selain mengurus keluarga kecilnya, ia juga aktif di berbagai organisasi strategis. “Saya rambah juga dunia politik. Salah satu motivasinya ya memperluas jejaring,” katanya.
Nama Suci tercatat pernah menjadi Wakil Bendahara Umum (Wabendum) DPP KNPI, kemudian jadi pengurus di Partai Golkar. Dipercaya jadi Wabendum 1 DPP AMPI, Wasekjen MKGR.
Keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha muda, membuat Suci membangun gurita usaha. Ia kini punya usaha yang bergerak di bidang e-Commerce, distributor brand Harley Davidson, Deus.
Suci juga menjajal bisnis kuliner dengan brand Portico, yang gerainya ada di Senayan City Jakarta yang bahkan sudah punya cabang di Makassar dan Bali. “Kebetulan saya juga punya baby spa dan salon anak Roi n Reine di Jakarta dan Bali,” ulasanya.
Tidak hanya itu, Suci juga sudah punya brand tas batik hand made dan brand fashion Sumayya SSS yang 9 Desember 2016 lalu menjadi salah satu brand yang hadir di Fashion Week di Dubai, Uni Emirat Arab.
Sukses di bisnis, Suci tetaplah makhluk sosial. Ia bergaul dengan kalangan pengusaha muda, hingga mengatarnya menjadi pengurus utama di BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). “Saya jadi Ketua Kompartemen SDA, Energi dan Lingkungan Hidup,” tambah Suci soal aktivitasnya di organisasi para pengusaha muda itu.
Tiga tahun terakhir, Suci mengabdikan diri di HIPMI. Ia aktiv keberbagai daerah bersama pengurus lain untuk meningkatkan menularkan semangat entrepreneur. Ia memotivasi orang agar lahir jadi pengusaha pejuang dan pejuang pengusaha.
Kini, selain bisnis, Suci memiliki hobby menjelajahi penjuru dunia ke berbagai benua untuk mendapatkan inspirasi bisnis dan menulis kalimat motivasi di IG @sss.suci.
Setelah pulang menunaian ibadah haji tahun ini, Suci makin sering terlihat wara-wiri di Sultra. Ia serius menetap di Kendari dan kini beralamat di kompleks perumahan Citra Land. “Sudah cukup lama saya merantau. Saya ke Sultra, selain ini tanah lahir, saya ingin membagi semangat entrepreneur,” katanya saat berbincang dengan Abdi Mahatma dari lenterasultra.com, di sebuah coffe lounge di Kendari, dua malam lalu.
Hedonisme Jakarta ternyata tak lantas membuatnya silau. Ia sadar, ada peradaban yang mesti ia bangun di kampung halamannya. Hati Suci tersentuh melihat banyaknya jebolan perguruan tinggi di Bumi Anoa tapi kelabakan mencari kerja.
“Padahal, kerja itu kan tidak mesti pegawai atau perusahaan swasta. Jauh lebih elegan kalau kita jadi pengusaha. Apalagi kalau bisa punya karyawan, kan banyak hikmah. Bukankah sebaik-baik orang adalah mereka yang memberi manfaat ke orang lain,” begitu Suci memaparkan idenya.
Momentum itu kebetulan datang. Sebulan lagi, para pengusaha muda yang berhimpun di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sultra akan mencari nakhoda baru organisasi itu. Dan Suci, ingin menjadi elemen penting di HIPMI.
“Bukan hanya soal jadi Ketua HIPMI di Sultra, semangat saya memang ingin mendorong lahirnya banyak pengusaha muda di Sultra. Mungkin jika HIPMI memberi saya amanah, menjadi nakhoda dari “perahu” besar bernama HIPMI, saya yakin bisa memberi kontribusi lebih,” pungkas kader .(***)