Bangun Pasar Laino, Muna Anggarkan Rp 30 M
LENTERASULTRA.com-Mega proyek pembangunan Pasar Laino bakal segera dilanjutkan pembangunannya. Bupati Muna LM Rusman Emba telah mengambil kebijakan guna segera merampungkan pusat perkulakan yang didesain lebih modern itu. Akselerasi pembangunan pasar modern-tradisional ini, bakal dituntaskan tahun 2018 ini.
Tak hanya itu, perencanaan pembangunannya bukan saja perampungan gedung tapi bakal dioperasikan pula serta siap dihuni. Sebab, anggaran sebesar Rp. 30 miliar telah diproyeksikan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tahun ini juga. Anggaran itu sudah termasuk penambahan jumlah lods guna mengantisipasi bertambahnya jumlah pedagang dari yang tercatat saat ini.
Makanya, pemerintah kabupaten, melakukan pembangunan lods, dengan desain gedung dua lantai. Terkait, dengan berapa jumlah ruangannya, belum diketahui secara pasti. “APBD murni. Kita tuntaskan tahun ini. Satu paket. Jadi dirampungkan semua. Kita tinggal perencanaan dulu, tiga sampai empat minggu sudah mulai nampak,” kata La Ode Darmansyah, Sekretaris Disperindag Muna, pada lenterasultra. com, Minggu (11/2).
Dengan adanya penambahan lods, lanjut mantan Kabid di Disnakertrans Kota Kendari ini, tak ada alasan lagi, pedagang tak mendapatkan jatah ruangan. Jika dalam perjalanannya nanti, ada yang belum dapat, maka sudah pasti itu pedagang baru.
Darmansyah merefleksi kembali soal pembangunan pasar moder yang ada. Katanya, jumlah lods yang dibangun sekitar 600-an, tidak mencukupi. Jumlah pemohon terlalu banyak. Sehingga, langkah yang diambil pihaknya, melakukan verifikasi ulang.
“Tambahan gedung, karena tidak cukup. Jadi dibangun bagian belakang. Jadi jumlahnya, sesuai dengan jumlah pedagang pasar Laino,” jelasnya sembari menegaskan, pedagang juga harus tertib.
Dengan anggaran yang fantastis, pembangunan gedung, baik itu yang baru maupun lama, ditarget tuntas dan segera dioperasikan, akhir tahun ini juga. Untuk itu, pedagang diminta agar tetap menjaga keamanan serta ketertiban pasar. Jangan ada lagi monopoli terhadap kepemilikan lods.
Sebab, berdasarkan data yang ada, masih ditemukan nama-nama yang terdaftar dan mengkapling dua sampai tiga lods. Imbasnya, pedagang lain tak kebagian lagi.
“Satu orang satu dulu. Supaya mencukupi. Kemudian, dilarang memyambung lapak-lapak. Karena itu membuat kumuh. Makanya, agar terlihat indah dan rapi ditata kembali,” imbaunya. Ia menambahkan, soal sisa duit yang dibayarkan pada kontraktor, itu urusan lain. Anggaran yang digelontorkan itu, untuk pembangunan gedung. (ery)