Pasar Laino Butuh Rp 32,5 Miliar Lagi
LENTERASULTRA.com-Mega proyek pembangunan pasar modern Laino hingga kini masih terkatung-katung. Pekerjaan yang ditender sejak 2015 silam itu, masih butuh biaya jumbo untuk menyempurnakan penyelesaiannya. Gedung pasar ini, pengerjaannya sejalan dengan pembangunan Rumah Sakit (RS) modern.
Dalam perjalanannya, RS tuntas pertama dan telah beroperasi. Itu artinya, Bupati Muna LM Rusman Emba masih punya pekerjaan rumah soal kepastian perampungan pasar. Berdasarkan hitungan, masih butuh duit Rp. 32,5 miliar, agar benar-benar selesai.
Tahun 2017, proyek tersebut menemui kendala. Hal itu, dinilai lambannya pihak kontraktor mengerjakan hingga berakhir masa kontrak, tapi pekerjaan stagnan. Kendati demikian, pihak rekanan masih diberi kesempatan untuk menggenjot perampungan gedung. Dengan catatan, diberlakukan denda dari sisa kontrak. Sayangnya, pihak ketiga berbendera CV. Bintang Fajar Gemilang masih tetap saja tak bisa menuntaskan. Makanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memutuskan kontrak kerja.
Nah, dengan begitu pada tahun berjalan, pemerintah melakukan penghitungan antara pengeluaran keuangan dengan volume kerja. Hitung-hitungan itu, untuk membayar pihak kontraktor tersebut. Sekira Rp. 9,5 miliar pemerintah harus membayar pada Bintang Fajar Gemilang.
“Kontraktor bekerja menggunakan duit sendiri. Karena putus kontrak, maka harus dibayar Rp. 9,5 miliar. Dan itu sudah selesai dihitung,” kata Sukarman Loke Kadisperindag Muna, saat ditemui lenterasultra. com di ruang kerjanya, Kamis (25/1).
Ia mengaku, pembayarannya pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) lanjutan.
Dari hitungan yang ada pula, masih tersisa anggaran. Sekira Rp. 2,5 miliar belum cair dari total anggaran awal Rp. 29 miliar. Soal dikemanakan anggaran itu, mantan kepala BKPSDM ini, tak tahu pasti. Ia menyarankan untuk mengklarifikasi duit tersebut ke pihak keuangan.
Dua tahun dikerja, mega proyek belum menunjukkan progres signifikan. Lalu bagaimana kelanjutan penuntasan pasar modern tahun 2018 ini? Berdasarkan pengakuan Sukarman, pekerjaan belum dilanjutkan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018, tak dianggarkan.
Sukarman juga telah berupaya menyampaikan pada Muna-1, agar pasar segera dirampungkan. Sebab, gedung pasar merupakan kebutuhan sangat mendesak. “Kalau bagaimana prosesnya nanti tanya bupati atau keuangan. Jelasnya, kalau untuk rampung butuh sebesar Rp. 2,5 miliar. Tapi, kalau untuk menyempurnakan sesuai rencana awal butuh Rp. 32,5 miliar,” tandas Sukarman. (ery)