Harga Beras di Sultra Merangkak Naik

584
Kadis Perindag Sultra, Hj Sitti Saleha saat memantau kenaikan harga beras di salah satu pasar tradisional di Kendari

LENTERASULTRA.com-Sudah sebulan terakhir, harga beras premium di berbagai pasar-pasar tradisional di Sultra menunjukan grafik kenaikan. Di Kota Kendari, Muna dan Wakatobi dilaporkan, para pedagang tak bisa lagi menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET) di angka, Rp 9.350. Temuan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, harga jual beras kini sudah melebihi angka Rp 10 ribu.

Pantauan di Pasar Anduonohu, beberapa pedagang menjualnya dengan harga berfariasi. Ada yang Rp 10.300 hingga Rp 10.500. “Kami terima dari distributor juga memang naik,” kata salah seorang pedagang saat ditemui.

Di Raha juga demikian. Laporan dari Disperindag, menemukan fluktuasi harga berfariasi di pasaran. Tapi rata-rata mencapai Rp 10.500. “Karena kenaikan beras ini, menimbulkan inflasi,” kata Sukarman, Kadis Perindag Muna saat ditemui.

Menurutnya, kenaikan harga akibat harga beli dari distributor juga tinggi, yang diduga karena harga jual gabah kering dari petani memang ikut naik. Sukarman mengaku tetap memantau perkembangan harga setiap pekan dan dilaporkan ke Disperindag Sultra.

Di Wakatobi, beberapa pedagang di pasar sentral Wangi-wangi menjual beras yang 10 kilogram, mulai dari harga Rp. 100-130 ribu. “Iya harga beras akhir-akhir ini tiba-tiba naik,” ujar Ahmad, salah seorang pedagang beras.

Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi Jamal mengaku, pihaknya terus melakukan pemantauan pasar. Termasuk intens mendata harga sembako. Ia juga menerangkan, terjadinya kelonjakan harga di daerah dipengaruhi harga beras nasional yang melambung.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Termasuk ada hubungannya dengan cuaca buruk. Stok berkurang. Karena terlambat masuk,” jelasnya. Salah satu yang yang mengalami kenaikan harga yakni beras yang didatangkan dari Surabaya.

Mengantisipasi terus naiknya harga beras, pihak Perum Bulog bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan gencarkan operasi pasar, sejak 10 Januari lalu. Sebanyak 300 ribu ton beras premium disiapkan untuk menstabilkan harga di pasaran. Kabar baiknya, operasi tidak bakal berhenti sampai harga beras kembali pulih.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sultra, La Ode Amijaya Kamaludin menerangkan, dalam operasi pasar, beras medium dijual dengan harga Rp 9.350 per kilogram (Kg). “Stok beras disalurkan ke beberapa wilayah di Sultra, sementara untuk Kota Kendari ada empat pasar yang kita sasar, dengan melibatkan mitra, yakni distributor dan pedagang eceran,” ujarnya.

Ia harap, dalam waktu dekat harga beras premium kembali normal. Namun jika tidak, operasi pasar akan terus ada sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Nah, khusus Kota Kendari, operasi pasar disalurkan ke empat titik yaitu Pasar Sentral Kota, Pasar Sentral Wuawua, Pasar Tradisional Mandonga dan Pasar Anduonohu dengan total penyaluran sebanyak 60 ton beras di hari pertama.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Hj. Sitti Saleha menambahkan, operasi pasar digelar serempak se Indonesia guna menstabilkan harga. Berdasarkan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET), sambung mantan Pj Bupati Bombana tersebut, beras premium memang wajib dijual dengan harga Rp 9.350 per Kg, namun karena kekurangan stok maka pedagang memasarkan dengan harga di atas ketentuan.

Ia tegaskan, kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena bakal jadi pemicu inflasi. “Inflasi sangat mampu menaikkan jumlah penduduk miskin, apalagi untuk komoditas beras yang merupakan bahan pangan utama, makin mahal harganya maka masyarakat makin kesusahan. Makanya kami serius menangani ini,” tutupnya.

Bulog Wakatobi juga sudah mengambil tindakan dengan memasarkan beras dengan harga yang lebih dijangkau masyarakat dengan kualitas terjamin. Hal ini disampaikan Kepala Gudang Bulog Wakatobi Atar .T yang di temui awak media diruang kerjanya, Senin (15/1). Katanya, beras yang akan dipasarkan salah satunya jenis medium. “Untuk saat ini beras yang sama dengan kita dan harganya 9.000 per liter.” jelasnya.

Atar menerangkan, untuk mendistribusikan beras pihaknya masih menunggu permohonan dari Pemerintah daerah Wakatobi. Setelah itu dilaporkan ke Kendari. Katanya, masyarakat tidak usah kwatir dengan kualitas beras bulog.(febi/alim/gayus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU