Guru PAUD di Bombana Dilatih Ikut Tangani Stunting

36
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Agama Bombana untuk pendidikan stunting bagi calon pengantin termasuk para guru di tingkat PAUD. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana, Andi Arsyad (tengah) berpose bersama peserta Diklat penanganan stunting. Foto : ISt

 

BOMBANA, LENTRASULTRA.COM-Upaya Pemerintah Kabupaten Bombana untuk menekan angka stunting pada anak usia dini benar-benar dikerjakan secara inklusif dan kolosal. Semua komponen yang terkait dilibatkan dan melibatkan diri. Ada program kerjasama dengan Kementerian Agama untuk pendidikan stunting bagi calon pengantin, termasuk juga memastikan para guru di tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ikut aktif.

Di Bombana, guru-guru yang mengajar di PAUD dikumpulkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) penanganam stunting. Kegiatan yang digelar sepekan mulai tanggal 19-25 September 2024 dipusatkan di sebuah hotel di Rumbia, Bombana. Setidaknya ada 137 peserta yang hadir dan aktif dalam kegiatan tersebut.

Diklat penanganan stunting bagi guru PAUD ini dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Muh. Arsyad dan turut dihadiri seluruh pejabat eselon tiga di lingkup Dinas Dikbud. Dalam kesempatan itu, Arsyad menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya pihaknya untuk ikut mengambil peran dalam percepatan penurunan stunting sebagaimana yg diamanatkan oleh Perpres 72 Tahun 2021.

Suasana Diklat Penanganan Stunting yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayan Bombana

 

Pengumuman Kabupaten Bombana

Sementara itu, Kabid Pembidaan PAUD Dikbud Bombana, Binnuraeni menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan aktif para peserta yang didominasi para guru PAUD di seluruh wilayah Bombana tersebut. “Insya Allah Tahun 2024 ini kita dapat mencapai target yg ditentukan oleh Perpres 72 Tahun 2021 khusus pada indikator kedua yang menjadi tanggungjawab Dikbud,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Binnuraeni menyampaikan apresiasi terhadap para peserta yang aktif mengikuti jalannya Diklat termasuk aktif berdiskusi soal stunting. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada para narasumber dan tenaga pelatih dari Kemendikbud termasuk dari Dinas Kesehatan dan Dinas PPKB.

Sementara itu, Kasubid Kelembagaan dan Sarpras PAUD dan PNF, Samaruddin, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa sebagai wujud keseriusan pihaknya memenuhi apa yang ditargetkan pemerintah, maka pihkanya serius melaksanakan kegiatan Diklat tersebut, yang sudah digelar untuk kedua kalinya. Katanya, selain mengundang para guru PAUD yang dibawah Kemendikbud, juga turut diundang satuan pendidikan dari Kemenag yang untuk kesempatan saat ini dihadiri RA An-Nur di Desa Rarowatu dan RA Miftahul Ulum di Kelurahan Poea.

Dengan pelaksanaan Diklat tersebut, kata Samaruddin, pihaknya sudah menyelesaikan dua indikator penanganan. Kini masih ada satu indikator yang belum dilaksanakan yakni Penyelenggaraan PAUD HI (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif) yang sementara diramu untuk pencapaiannya. “Tapi ini sulit kita capao jika tidak didukungv OPD terkait lainnya karena PAUD HI ini adalah sebuah program layanan, bukan Lembaga PAUD dibawah naungan kami,” tukasnya.

Peserta Diklat Penanganan Stunting berfiti bersama usai acara

 

Ia juga berharap agar guru-guru PAUD yang sudah dilatih dapat mengambil peran di desa atau lingkungannya guna memberi edukasi minimal kepada orang tua siswa terkait upaya pencegahan stunting dan meminimalisir resikonya.(adv)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU