Kemiskinan Ekstrim di Bombana Turun Drastis
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Siapapun nanti yang jadi Bupati di Kabupaten Bombana hasil Pilkada 2024, pekerjaan rumahnya cukup banyak. Salah satunya mengentaskan kemiskinan termasuk yang ekstrim. Data terbaru menyebutkan masih ada 10,54 persen lebih keluarga miskin di daerah itu. Angka ini hanya turun sangat perlahan yakni 0,19 persen dari setahun lalu atau 2023 yang mencapai 10,73 persen.
Data-data ini dibeberkan Edy Suharmanto dalam laporan triwulan keempatnya sebagai Pj Bupati Bombana di Kementerian Dalam Negeri, 13 November 2024 lalu. Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini mempersentasikan berbagai upaya krusial dan gradual yang dilakukannya selama setahun terakhir memimpin Bombana, khususnya dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. “Dapat kami sampaikan bahwa kemiskinan di Bombana, cukup fluktuatif dalam lima tahun terakhir,” jelasnya.
Menurutnya, sejalan dengan penurunan angka dan presentasi warga miskin di Bombana, kemiskinan ekstrim juga dilaporkan juga mengecil angkanya. Tahun ini berdasarkan data, miskin ekstrim turun sekira 2,01 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai 3,05. Saat ini warga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya atau yang pengeluarkannya dibawah 11 ribu sehari alias ekstrim, tinggal 1,04 persen saja.
“Warga kami yang miskin ektrim ini, atau yang biaya hidupnya sehari-hari tidak sampai 11 ribuan atau sebulan dibawah Rp325 ribuan sudah relatif sedikit. Ini berdasarkan validasi mandiri,” terang Pj Bupati. Ia menyebutkan bahwa masih ada 1.256 jiwa warga Bombana yang menjalani hidup dengan kemiskinan ektrim alias tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak setiap hari.
Kata Edy, jumlah 1.256 itu tersebar di 26 desa/kelurahan di Bombana. Jumlah tersebut, kata Edy, sudah dilakukan intervensi melalui program usaha ekonomi produktif (UEP) yang diberikan kepada 318 jiwa, namun masih ada 938 jiwa yang belum diintervensi. “Untuk menangani kemiskinan ekstrim ini, kami alokasikan anggaran total Rp35,53 miliar dan disebar di tujuh dinas perangkat daerah,” kata birokrat kelahiran NTB ini.
Intervensi langsung yang dilakukan pihaknya, kata Edy, misalnya dengan menyalurkan bantuan sosial korban bencana kepada 12 kepala keluarga. Lalu Bansos tunai Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di beberapa desa/kelurahan sebanyak 18 orang dan 12 penyintas disabilitas. “Kami malah menetapkan keluarga miskin ekstrim ini masuk program percepatan penghapusan miskin ekstrim di tahun 2024,” tambah Edy.
Kedepannya, kata Pj Bupati, pihaknya akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui program PENA alias Pahlawan Ekonomi Nusantara yang bersumber dari APBD Bombana sebesar Rp350 juta dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 70 KK atau Rp5 juta satu keluarga, termasuk melindungi mereka dengan jaminan sosial melalui santunan BPJS.(adv)