Pilkada Bombana ; Siapa Bisa Dapat “Tiket”?
Catatan Redaksi
Delapan tahun silam, tepatnya Agustus 2016, Kasra Jaru Munara sudah dengan terbuka menyebut dirinya bakal maju sebagai calon Bupati Bombana. Ia bahkan sudah berani menyebut ada empat partai politik yang hendak mengusungya yakni PDIP, PKS, PBB dan PPP. Padahal, pendaftaran di KPU baru akan dilakukan sebulan setelahnya atau di akhir September 2016.
Kala pernyataan itu ia sampaikan, Kasra bahkan belum mengantongi Surat Keputusan (SK) dari empat partai tersebut. Tapi ia yakin, warkat resmi itu bakal digenggamnya. Sebulan kemudian, ia benar-benar datang ke KPU mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah. Klaim jika dirinya diusung empat partai itu bisa dibuktikannya. Ia ditemani empat ketua parpol yang kemudian menyodorkan dokumen asli SK yang menyatakan jika PDIP, PKS, PBB dan PPP mengusung pasangan Kasra-Man Arfa. Persis seperti klaim yang diutarakannya jauh hari sebelumnya.
Itu cerita delapan tahun lalu. Kini, Pilkada Bombana kembali hadir. Pendaftaran bagi mereka yang berniat maju di hajatan pencarian pemimpin daerah itu bakal dibuka KPU, 27 Agustus 2024 nanti atau jika dihitung mundur tersisa 55 hari lagi. Apakah saat ini sudah ada kandidat yang berani menyatakan klaim didukung partai yang memiliki kursi di DPRD, hasil Pemilu 2024? Itulah yang membedakan kondisi Pilkada sekarang dengan Pilkada 2017 silam.
Di DPRD Bombana, berdasarkan hasil Pemilu 2024, ada delapan partai politik yang berhasil mengirim perwakilannya ke parlemen. PKB, Partai Nasdem, PDIP, Gerindra masing-masing punya empat (4) kursi. Lalu ada PAN dengan tiga (3) kursi, serta tiga partai lain yang masing-masing punya dua kursi yakni PKS, PBB dan Golkar. Delapan partai inilah yang berhak mengusung pasangan calon.
Beberapa nama yang menunjukan ikhtiar seriusnya untuk bertarung di Pilkada memang perlahan terbuka. Bila empat bulan lalu ada banyak figur yang mengaku tertarik hingga berani memasang alat peraga sosialisasi, tapi makin mendekati hari pendaftaran, perhalan satu persatu tereliminasi oleh seleksi alam. Baliho dan spanduknya hilang sendiri, diajak mendaftar ke partai untuk ikut seleksi malah ciut. Kini perlahan tak lagi terdengar kabarnya.
55 hari sebelum ke KPU (baca : pendaftaran), tersisa beberapa figur yang muncul dan mengerucut di diskusi publik Bombana. Ada nama mantan Pj Bupati Bombana, Burhanuddin. Lalu Andi Nirwana Sebbu (ANS), istri H Tafdil, mantan Bupati Bombana. Ada pula beberapa figur muda seperti Arsyad, yang kini menjabat Ketua DPRD Bombana. Lalu hadir ada anak muda lainnya, Andi Muhammad Khaekal yang baru saja terpilih jadi anggota DPRD dari PDIP. Ia serupa representasi generasi milenial.
Bila ukurannya adalah pemberian surat tugas untuk mencari mitra koalisi atau usulan resmi dari partai politik, maka kemajuan pencalonan sejauh ini hanya dimiliki Burhanuddin dan ANS. Nama yang disebut pertama, sudah diberi rekomendasi oleh PKB pada 26 Mei 2024 lalu. Empat kursi kini sudah hampir pasti digenggamnya. Belum PAN yang juga merekomendasikan Burhanuddin yang diberikan 26 April 2024 lalu.
Sementara ANS, sejauh ini sudah mengantongi rekomendasi Partai Amanat Nasional (PAN), yang diterimanya dari Ketua DPW PAN Sultra, Abdurrahman Shaleh. Surat yang diteken Sekjen PAN< Eddy Soeparno dan Wakil Ketua Umum, Yandri Susanto diteken 4 April 2024. Namanya juga diusul oleh DPD Golkar Sultra ke DPP Golkar untuk diusung berpasangan dengan kader beringin Bombana, Heryanto.
Bagaimana dengan nama-nama lain? Hanya kandidat bersangkutan yang tahu bagaimana kemajuan komunikasi politik yang dilakukan terhadap sejumlah partai politik yang memiliki kursi. Andi Muhammad Khaekal misalnya, selain fokus meminta restu PDIP, partai tempat bernaung, ia juga masuk radar PKS. Media sosial di Bombana, ramai oleh gambar Khaekal bertemu Sekjend PKS, Aboe Bakar Al Habsy. “Insya Allah,” singkat Khaekal kala ditanya soal pertemuannya dengan orang nomor dua di partai itu.
Sayangnya, Khaekal tak sendiri membidik PKS. Pada gambar lain yang juga beredar memperlihatkan Arsyad, Ketua DPRD Bombana yang terlihat sangat akrab dengan Aboe Bakar Alhabsy. Keduanya berangkulan, bahkan di video berbeda memperlihatkan Ketua Nasdem Bombana ini dijamu makan malam oleh Sekjend PKS yang juga anggota Komisi III DPR RI. Apa pesan dari foto dan video itu? “Jangan dulu ditulis bosku, soal pertemuan tersebut,” kata Arsyad saat dikonfirmasi lenterasultra.com terkait fotonya bertemu Sekjend PKS tersebut.
Belakangan, gambar dan video kandidat lain, Burhanuddin dengan Aboe Bakar Al Habsy juga bertemu. Kali ini malah lebih komplit karena keduanya didampingi istri masing-masing dalam sebuah jamuan makan. Soal apa pembicaraan dan hasil pertemuan tersebut, sejauh ini belum ada informasi resmi yang diperoleh. Yang jelas, roda bahagia terpancar dari wajah Burhanuddin dan istri saat mereka berkumpul.
Bagaimana dengan partai lain? Golkar hampir pasti masih harus menunggu hasil survey tahap kedua yang mensimulasikan pasangan yang mereka jagokan. Secara resmi, Golkar mengisyaratkan akan memberikan tiket kepada Andi Nirwana Sebbu (ANS) yang nantinya diduetkan dengan Ketua Golkar Bombana, Heryanto. Isyarat itu terbaca kuat mulai dari pengusulan nama ANS ke DPP Golkar hingga undangan “spesial”, kepada anggota DPD RI itu menghadiri acara Partai Golkar di Kendari, belum lama ini.
“Ini tanda-tanda alam, kita tunggu saja ya,” kata ANS saat ditemui di acara Golkar belum lama ini, menanggapi pertanyaan kehadirannya bersama Heryanto di forum tersebut bahkan dengan outfit yang nyaris serba warna kuning. “Mudah-mudahan sama PAN,” tukas ANS, saat disinggung dengan partai apa koalisinya nanti.
Sementara Gerindra, meski memiliki 4 kursi di DPRD Bombana, nyaris sepi dari desas-desus jadi rebutan. Partai ini tidak membuka pendaftaran baik itu di tingkat kabupaten maupun provinsi. Semua kandidat yang berharap diusung partai besutan Prabowo Subianto ini harus membangun komunikasi langsung ke DPP Gerindra. Ini benar-benar dibutuhkan skill, dan jejaring kuat untuk bisa mengakses “Jakarta”.
Sedangkan Nasdem-koreksi kalau keliru-secara resmi baru mengeluarkan rekomendasi untuk Tina Nur Alam sebagai calon gubernur, LD Darwin sebagai calon bupati Muna Barat, Abd Azis di Kolaka Timur serta teranyar adalah Siska Karina Imran untuk Kota Kendari. Sedangkan Bombana, sepertinya masih bakal lama. “Yang lainnya, termasuk Bombana masih proses di DPP Nasdem,” kata Sekretaris DPW Sultra, Tahir Kimi.
Wakil Ketua PAN Sultra, Sukarman AK, beberapa waktu lalu menyatakan jika rekomendasi atau SK dari partainya baru akan keluar semuanya di akhir Juli 2024 nanti, atau paling lambat Agustus. Terkait peluang yang akan diusung, mengingat PAN memberi surat tugas untuk Burhanuddin dan ANS, menurut Sukarman semuanya nanti akan dinilai DPP PAN, siapa yang paling layak.
Bagaimana dengan nama-nama lain yang sempat dan mungkin sampai sekarang masih ada di benak publik? Ada Irda Siswanto, Sahrun Gaus, Hasrat, Sitti Saleha dan Andi Firman. Kendati perlahan hening dari banyak pembicaraan, tapi bisa saja mereka membuat kejutan di injury time. Mengutip pernyataan Sekjend DPP PDIP, Hasto Kristiyanto bahwa dalam politik “siapa cepat, belum tentu dia yang dapat”.(red)