Jalan Poros Waara-Mantobua di Muna Dikerja Tahun Ini
RAHA, LENTERASULTRA.COM-Sudah hampir tiga tahun terakhir, warga yang melintas di jalur jalan Waara-Mantobu-Korihi, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna pasti mengeluh dengan sedikit omelan. Pasalnya, kondisi jalan tersebut sangat tidak bersahabat. Kubangan air nyaris ada di setiap ruas jalan dengan kedalaman sekira 10-20 centimeter. Padahal, jalur ini menjadi akses utama menuju dua destinasi wisata andalan Kabupaten Muna yakni danau Napabale dan pantai Meleura.
Kondisi jalan poros sepanjang lebih kurang tujuh kilometer tersebut termasuk kategori rusak parah. Sebagian besar permukaan aspal sudah terkelupas. Bahkan diantaranya membentuk lubang menganga. Pada musim musim hujan seperti saat ini, jalanan berubah menjadi kubangan air berlumpur. Permukaannya menjadi licin, sehingga pengendara harus ekstra berhati-hati saat melintas.
Sebagian warga sesekali berinisiatif melakukan pembenahan swadaya dengan menimbun lubang-lubang tersebut dengan material tanah ataupun batu kapur. Namun, saat musim kemarau tiba hal itu malah menjadi sumber debu yang mengganggu pandangan dan juga mengancam kesehatan warga.
“Jalan ini terakhir dibenahi sekitar tahun 2017. Tiga tahun terakhir mulai rusak dan bertambah parah sejak setahun belakangan. Kami berharap bisa dibenahi pemerintah,” kata Sawal (37), warga setempat. Jalan ini, kata dia, adalah akses utama menuju Danau Napabale di Desa Lohia dan Pantai Meleura di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia. Dua lokasi itu termasuk unggulan wisata di Muna yang berjarak lebih kurang 15 kilometer dari kota Raha, Muna.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muna, Mustajab mengakui jalan poros Waara-Mantobua-Korihi dalam kondisi rusak parah. Pembenahan perlu dilakukan secepatnya. Dinasnya pun sudah memasukan program peningkatan jalan tersebut ke dalam APBD Muna 2024.
“Sudah ada anggarannya tahun ini. Jalan poros Waara-Mantobua prioritas utama tahun ini dengan anggaran Rp3,9 miliar. Kalau yang di Desa Korihi, kami masih menunggu hasil refokussing. Mudah-mudahan bisa cukup dananya untuk disana (Korihi) juga,” kata Mustajab, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 4 Juni.
Anggaran jalan poros Waara-Mantobua senilai Rp3,9 miliar itu bersumber dari dana alokasi umum. Adapun jalan poros di Desa Korihi, apabila sisa anggaran hasil refokusing tidak memungkinkan, maka akan diusulkan untuk dana alokasi khusus (DAK) tahun 2025. “Kalau (jalan) Waara-Mantobua mungkin bulan Agustus sudah akan dikerjakan. Tinggal Korihi yang diupayakan dalam refokusing,” tutupnya.(fin)