Gerindra Juara di Sultra Tanpa Caleg Mantan Penguasa

2,549
Bahtra, Caleg DPR RI Partai Gerindra yang sejauh ini jadi pengumpul suara terbanyak di internal partainya dan diprediksi kembali terpilih untuk jadi anggota DPR RI Periode 2024-2029. Pemilu 2024 ini, Gerindra diprediksi jadi pemenang Pemilu di Sultra. FOTO :IST

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM-Kendati rekapitulasi perhitungan suara hasil Pemilu 2024 di Sultra belum rampung di level provinsi, tapi Partai Gerindra sudah yakin jika merekalah yang bakal keluar jadi pemenang, khususnya untuk tingkatan DPR RI. Beberapa kabupaten di Bumi Anoa yang sudah menyesaikan pleno diklaim menunjukan angka tersebut. Partai besutan Prabowo Subianto tersebut kian percaya diri merebut kursi pertama DPR RI dari Dapil Sultra.

Jika merujuk Sistem Rekapitulasi (Sirekap) KPU di portal info pemilu 2024, yang terkhir diperbaharui 2 Maret pukul 14.00 Wita, grafik Gerindra memang terlihat paling unggul. Berdasar input suara 75,53 persen yang berasal dari 6159 TPS di Sultra, Gerindra sudah mengumpulkan 149.731, teratas dari 17 partai peserta Pemilu lainnya.

“Tentu kami bersyukur dengan raihan itu. Selama ini, di edisi Pemilu 2014 dan 2019, kami hanya berada di posisi kelima. Sekarang, kamilah juaranya. Ini tentu sangat istimewa,” kata Bahtra, Caleg DPR RI Gerindra yang sejauh ini menjadi pengumpul terbanyak suara di internal partainya. Menurutnya, sukses yang diraih partainya benar-benar karena kerja keras semua Caleg dan upaya maksimal tim kerja.

Prestasi Gerindra terasa makin istimewa, kata Bahtra, karna komposisi Caleg Gerindra di Pemilu 2024 ini tanpa mengandalkan kandidat yang berasal dari penguasa daerah atau mantan bupati/walikota dan gubernur. “Jadi ini sekaligus mematahkan persepsi bahwa kalau mau lolos ke senayan (DPR RI), harus ada Caleg mantan bupati. Gerindra, tanpa penguasa juga bisa. Kami malah juara,” tukas Ketua Badko HMI Jawa Barat tahun 2006-2008 ini,

Asumsi Bahtra ini memang tak berlebihan. Tengoklah partai-partai rival mereka di Pemilu 2024, khususnya di Sultra. Ada Ali Mazi yang mantan Gubernur Sultra di Nasdem. Di partai ini juga ada Kerry Saiful Konggoasa, mantan Bupati Konawe plus Tina Nur Alam, yang selain kandidat petahana juga pernah 10 tahun jadi menjadi bagian kekuasaan, saat suaminya, Nur Alam, masih jadi Gubernur Sultra.

Tengok pula PDIP. Di partai ini ada Hugua, yang selain berstatus petahana juga pernah 10 tahun jadi Bupati Wakatobi. Di internal partai ini juga ada Ahmad Syafei yang belum tujuh bulan lepas dari statusnya sebagai Bupati Kolaka. Sedangkan PAN mengandalkan Tafdil, mantan Bupati Bombana selama 10 tahun dan baru menyelesaikan tugasnya, tahun 2022 lalu.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Sedangkan di Partai Golkar, ada Ridwan Bae yang pernah jadi Bupati Muna dua periode dan berstatus Caleg incumbent. Adapun PKB, punya Tony Herbiansyah. Ia adalah mantan Bupati Kolaka Timur yang tahun ini juga ikut berkompetisi. Sedangkan Partai Demokrat, ada Rusda Mahmud, yang selain berstatus kandidat petahana, ia juga pernah 10 tahun jadi Bupati Kolaka Utara.

“Sementara kami, tanpa ada Caleg mantan penguasa, bisa meraih suara yang menurut hasil pleno sementara di kabupaten/kota masih unggul. Di Sirekap juga demikian. Tentu saja kami harus mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mempercayakan suaranya ke Partai Gerindra, terkhusus bagi yang memilih kami hingga memiliki suara terbanyak di internal, ini kepercayaan yang harus saya jaga dengan baik,” semringah Bahtra yang ditemui di Kendari, Senin (4/3/2024).

Terpilih Lagi

Diantara enam Caleg Partai Gerindra untuk Pemilu DPR RI, Bahtra sejauh ini unggul jauh dari para koleganya. Data 6159 TPS dari 8154 yang sudah masuk di Sirekap, pria yang berulang tahun setiap tanggal 8 September ini sudah mengumpulkan 56.779 suara, dari 149.731 suara yang total dikumpulkan Gerindra. Alumni SMKN 3 Makassar unggul jauh dari rekan-rekannya yang lain.

Politisi yang baru berusia 40 tahun itu layaknya bintang muda dari tenggara. Kiprahnya di dunia politik lokal sudah mengagumkan banyak orang. Kendati tak dilahirkan di lingkaran keluarga penguasa, lelaki muda ini telah membuat sebuah pencapaian istimewa yang sulit diikuti orang sesusianya. Juni 2022 tepatnya, ia dilantik jadi anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Tenggara.

Latar belakangnya hanyalah seorang aktivis mahasiswa. Cintanya terhadap negeri ini jangan pernah ragukan. Ia digembleng di kawah candradimuka bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Disanalah ia belajar banyak soal politik dan bagaimana bekerja untuk rakyat. Semenjak didaulat jadi wakil rakyat dari Bumi Anoa, sudah menjelajahi ratusan desa. Ia keluar masuk pelosok, menerabas keterisolasian, melihat dari dekat apa kesulitan rakyat.

Sejak awal, ia membangun janji untuk diri sendiri. Ketika diberi kewenangan dan mandat jadi anggota DPR RI, tak ada sama sekali niatnya untuk memperkaya diri, memperkuat jejaring kerabat di jalur politik yang sedang dilakoninya. “Saya sudah berkomitmen untuk mewakafkan diri saya untuk kepentingan rakyat. Kerja-kerja saya hanya semata-mata untuk kesejahteraan rakyat Sultra,” ujarnya.

Baginya, anggota DPR itu jangan hanya datang pada saat momentum pemilihan umum saja. Namun harus hadir disetiap momen dan kesempatan untuk mendengar keluhan rakyat. Jebolan Universitas Islam Bandung ini juga berpesan agar anak-anak muda di Sultra bisa terjun dalam dunia politik. “Sekali lagi, terima kasih kepada masyarakat Sultra yang memberi saya kepercayaan untuk duduk kembali di DPR RI periode 2024-2029,” ungkap pria yang istiqamah menjaga puasa Senin-Kamis ini.(***)

 

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU