5 Kursi Dapil Kabaena, Siapa yang Punya? (Dua-Habis)
Hanya 10 partai yang bertarung penuh di daerah pemilihan Pulau Kabaena. Mereka mengajukan lima kandidat Caleg untuk bersaing merebut lima kursi DPRD Bombana yang disediakan dari wilayah ini. Sedangkan 8 partai lainnya-kecuali Demokrat dan Hanura yang bisa mengajukan 4 dan 3 nama-tak punya energi cukup untuk bersaing. Mereka jadi kontestan tanpa prajurit.
Catatan : Abdi Mahatma R*
Partai Buruh, kendati reputasinya di kancah politik nasional dan lokal belum teruji, tapi persiapannya menghadapi Pemilu 2024 patut diapresiasi. Di Dapil Kabaena, partai bernomor urut 6 ini malah bisa mengirim lima kandidat Calegnya untuk berebut suara. Hanya saja, suka atau tidak suka, nama-nama politisi Buruh di Dapil Kabaena terasa sangat asing. Ada Zukran, Yustito, Devi Yulianti, Hardini dan Harlan.
Peluang partai ini-dengan segala hormat-relatif sangat kecil untuk bersaing berebut satu kursi DPRD Bombana dari Dapil Kabaena. Begitupun dengan partai urut tujuh yakni Partai Gelora yang sayangnya juga tidak cukup siap bersaing di Pemilu 2024. Partai ini hanya bisa menyiapkan Calegnya di Dapil 1, sedangkan empat Dapil lainnya tak ada, termasuk di Pulau Kabaena yang menyedikan 5 kursi.
Bagaimana dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai dengan nomor urut 8 ini menjadi salah satu penantang serius yang berpeluang besar merebut satu dari 5 kursi di Dapil Kabaena. Barisan kandidatnya terlihat cukup menjanjikan. Ada sosok Ahmad Yani, seorang politisi berpengalaman di nomor urut pertama. Nama ini sangat terkenal di Pulau Kabaena karena sudah tiga kali jadi anggota DPRD Bombana yakni di 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019. Di edisi 2019, ia gagal terpilih.
Di Pemilu 2024 ini, Ahmad Yani hijrah dari partai yang pernah membesarkan namanya yakni Parti Bulan Bintang (PBB) dan beralih ke PKS. Di edisi 2019 lalu, Ahmad Yani berhasil mengumpulkan 1081 suara. Angka yang sejatinya besar untuk raihan personal. Sayangnya, ia tak memiliki tandem yang kuat di internal sehingga tidak mampu mendongkrak perolehan suara partainya. Kali ini, Ahmad Yani bersama PKS sepertinya lebih percaya diri.
PKS, selain menyodorkan Ahmad Yani juga ada nama Sudiami dan Asdianto yang berpotensi memberi sumbangsih suara memadai. Di edisi lima tahun lalu, Sudiami berhasil mengumpulkan 319 suara sementara Asdianto ada 104 pemilih yang mencoblos namanya. Satu nama lain yang berpeluang menambah pundi suara adalah anak Gen-Z bernama Nur Inayah Ahlan. PKS juga diuntungkan dengan kedekatannya dengan sebuah perusahaan pertambangan di Kabaena yang bila semua karyawannya dikerahkan mendukung partai ini, maka potensinya meraih kursi sangat terbuka.
Di posisi berikut ada Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dengen nomor urut 9. Hanya saja, peluangnya juga sangat kecil. Selain karena masih tergolong baru, partai ini hanya punya satu caleg di Dapil Kabaena bernama Muhammad Fadly. Usianya masih muda dan belum memiliki rekam jejak mentereng sebagai seorang politisi.
Demikian halnya dengan Partai Hanura. Partai bernomor urut 10 ini juga tak utuh mengirim kandidatnya. Dari lima kuota yang tersedia, partai ini hanya mengusulkan tiga nama Caleg yakni Hardyawan, Sastriani dan Azuli. Ketiganya juga relatif tidak begitu familiar di telinga pemilih di Pulau Kabaena. Potensinya untuk meraih satu dari lima kursi yang tersedia terasa berat.
Sedangkan Partai bernomor 11, Garuda juga nyaris mustahil karena partai ini tak mengirimkan satupun kandidat Caleg di Dapil Kabaena. Bahkan di Bombana, Garuda hanya mengajukan Caleg di Dapil 4. Lalu bagaiman peluang partai bernomor urut 12, yakni Partai Amanat Nasional?
Partai berlambang matahari terbit ini adalah langganan peraih kursi dari Dapil Kabaena, dengan suara yang selalu signifikan. Politisinya bernama Musrif sudah dua periode ada di DPRD Bombana. Di Pemilu 2024 kali ini, PAN kembali mengandalkan pria asal Kabaena Barat ini untuk mempertahankan kursi meski tentu saja tak lagi mudah seperti dua edisi Pemilu sebelumnya, karena kekuasaan yang mendukung mereka.
Di Pemilu 2019, PAN berhasil meraih 2.143 suara dengan Musrif sebagai penyumbang terbesarnya yakni 1229 suara. Saat itu ada juga nama Hamid sebagai pengumpul tambahan yakni 757 suara. Tapi untuk Pemilu 2024 nanti, Hamid tak ikut lagi. Kali ini PAN, selain mengandalkan Musrif juga akan disokong juga oleh nama-nama lain seperti Rifai Gunawas, eks caleg Gerindra di 2019 dan Sundusing, eks Caleg PDIP.
Dua nama ini, perolehan suaranya tak bisa diremehkan juga. Rifai misalnya sukses meraih 667 suara, sedangkan Sundusing mengumpulkan 205 suara. Ketiganya inilah yang diharapkan bisa mempertahankan kejayaan PAN di Kabaena yang selama ini terjaga. Jika angka-angka perolehan mereka di 2019 bisa dipertahankan atau bahkan bertambah, maka satu kursi sangat besar untuk diraih.
Partai Bulan Bintang (PBB) yang ada di nomor urut 13 diprediksi bisa jadi kuda hitam perebutan kursi di Dapil Kabaena. Ada dua nama menonjol di komposisi Calegnya yakni Agusalim dan Mushaddad. Agusalim misalnya, mantan Caleg Gerindra di Pemilu 2019 ini lumayan menjanjikan. Edisi sebelumnya, ia memperoleh 312 suara. Sementara Mushaddad, adalah mantan birokrat utama di Bombana. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Kepala BKD.
Sedangkan Partai Demokrat, di nomor urut 14, dengan hanya mengajukan empat orang Caleg, perjuangannya untuk meraih satu kursi sungguh berat. Terakhir kali, partai ini memiliki kursi dari Dapil Kabaena adalah di Pemilu tahun 2009, dengan politisinya bernama Sahrun Gaus. Setelahnya, di tiga dua edisi setelahnya yakni 2014 dan 2019, bintang mercy kehilangan keperkasaannya. Pemilu 2024, hanya ada satu sosok yang punya rekam jejak sebagai kontestan Pemilu yakni Wenni Saputri. Lima tahun lalu, bersama Nasdem ia bisa mengumpulkan 640 suara.
Posisi ke 15 ada Partai Solidaritas Indonesia alias PSI. Secara nasional, partai ini dikomandoi Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi. Di level Sultra, pimpinannya adalah Kasra Munara, mantan calon Bupati Bombana. Sayangnya, partai ini tak sanggup mencari peminat dan kader yang mau jadi Caleg. Hanya ada yang bertarung di Dapil 4. Sedangkan di Dapil V, Kabaena, PSI tak memiliki wakil. Nasib serupa juga dialami Perindo. Partai bernomor urut 16 ini tanpa Caleg di Kabaena.
Paling akhir ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai bernomor urut 17 ini berstatus petahana karena punya satu kader di parlemen, yakni Amiadin yang sudah empat periode ada di DPRD Bombana. Tapi di edisi Pemilu 2024 ini, pria asal Kabaena Timur tersebut memilih istirahat dari persaingan. Beban mempertahankan kursi pun dipercayakan pada lima Caleg, dengan sosok Muhammad Subur sebagai nominator utamanya.
Caleg dengan nomor urut pertama itu adalah pensiunan ASN dengan jabatan terakhirnya seorang kepala dinas. Namanya cukup populer dan dikenal di Dapilnya. Ia juga dikabarkan mendapatkan dukungan elektoral dari sebuah perusahaan tambang di daerah itu. Selain Subur, ada pula nama Muh Mahatir yang berpotensi menjadi pengumbul suara di partai ini. Pria ini adalah putra dari mantan kepala desa Toli-toli, Kabaena Timur bernama Samsuar yang juga pernah punya pengalaman jadi Caleg di 2019. Saat itu, Samsuar memperoleh 554 suara. Tapi tentu saja, nilai politik seorang ayah belum tentu linear dengan nilai anaknya. PPP tetaplah harus bekerja keras untuk tetap mempertahankan statusnya sebagai petahana.
Catatan ini tentu saja bisa meleset dan bisa juga tidak berbeda jauh dengan hasil Pemilu 2024 nanti. Bakal banyak variabel yang ikut menentukan dipilihnya seseorang nanti, termasuk mereka yang berstatus debutan. Yang pasti, hanya ada 10 partai politik yang berpotensi lebih besar meraih 5 kursi yang tersedia karena sejak awal sudah menyiapkan diri dengan baik, salah satunya menempatkan lima nama Caleg untuk bersaing.
Sebagai referensi, di Pemilu 2019 lalu, hanya Nasdem dan PAN yang berhasil meraih angka diatas 2000 suara. Sementara tiga partai lain yang mendapatkan kursi, ada di angka 1900-an, dan 1700-an. Ini bisa jadi cerminan, bagaimana sengitnya pertarungan di 2024 nanti. Jadi, jika ada yang bertanya berapa suara biar bisa dapat kursi? Maka jawabannya, bila ingin aman, capailah 2000 suara. Silakan dikalkulasi, partai mana yang komposisi Calegnya bisa bersama-sama mengumpulkan angka tersebut.
Andai boleh mereduksi, dari 10 partai tersebut, hanya Partai Buruh yang peluangnya meraih 1 kursi relatif kecil. Sementara 9 lainnya, bakal bersaing ketat. Golkar, PKB, PKS, Gerindra dan PAN ada dalam pembicaraan warga sebagai yang potensinya lebih besar dari yang lain. Nasdem dan PPP, termasuk PBB dan PDIP harus berjuang lebih keras. Partai-partai ini terlihat hanya punya satu kandidat yang menonjol. Tentu saja, semua masih dinamis dan 14 Februari 2024 yang akan membuktikannya.
Jangan heran kenapa ada orang yang kemudian depresi, bahkan gila jika tidak terpilih karena sejak awal memang mereka sudah “gila”. Di Dapil Kabaena misalnya, ada 53 kandidat yang bertarung memperebutkan 5 kursi atau masing-masing caleg kemungkinan terpilihnya hanya 9,4 persen. Hanya orang “gila” yang mau mengundi nasibnya dengan peluang menang hanya 9,4 persen. Persis sama dengan peluang Manchaster United (MU) menang jika melawan Liverpool. Kecil sekali.(*)
- Warga Pulau Kabaena
- Anggota KPU Bombana, 2018-2023