Pj Bupati Inginkan Generasi Muda Bombana Cerdas IQ dan EQ
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) memilih Desa Rakadua, Kecamatan Poleang Barat sebagai pusat perayaan dua hari bersejarah nasional. Selain peringatan Hari Sumpah Pemuda (HPS) ke-95, pada 28 Oktober 2023, perayaan Hari Guru Nasional (HGN) dan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), juga dirayakan di batas wilayah Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka.
Puncak peringatan HGN dan HUT PGRI dilaksanakan Sabtu, 4 November 2023. Seremoni perayaannya digelar dengan upacara bendera. Dengan memakai baju seragam PGRI, Penjabat (Pj) Bupati Bombana, Burhanuddin memimpin langsung hajatan tahunan yang digelar sekitar 90-an kilometer dari kantornya, di Rumbia, ibu kota Kabupaten Bombana.
Kepala Dinas Sosial Sultra mengatakan tugas dan tanggung jawab guru sangat mulia, salah satunya mencerdaskan anak-anak bangsa. “Negara bercita-cita menghadirkan generasi emas ditahun 2024-2045. Kita sama-sa.a mengetahui bahwa kekuatan suatu negara terletak pada sumber daya manusia. Kita inginkan di tahun 2045 mendatang, generasi emas yang hadir akan memberikan satu kebanggan menjadikan Indonesia negara yang maju sejajar dengan negara maju di dunia,” katanya.
Menurut Burhanuddin, untuk mencapai hal itu, mulai saat ini harus mempersiapkan generasi 20 tahun kedepan. Yang dilakukan bukan hanya menginginkan generas muda atau siswa dan siswa yang ada saat ini, cerdas IQ-nya tapi juga EQ.
“Kita inginkan cerdas dalam berpikir, dan yang paling utama juga anak-anak kita hadir menjadi seorang orang yang bertakwa dan mempunyai moral yang tinggi. Mudah-mudahan dalam kesempatan HUT PGRI tahun 2023 ini, semua berkomitmen menjadi seorang pengajar yang bisa mendidik generasi muda cerdas IQ dan EQ,” katanya.
Ketua Umum Pengurus besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi mengatakan PGRI hadir sebagai wadah perjuangan guru, pendidik dan tenaga kependidikan, memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan serta berkhidmat memajukan pendidikan di Indonesia.
Unifah Rosyidi menambahkan setelah 78 tahun Indonesia merdeka, jati diri PGRI sebagai organisasi profesi yang independen, unitaristik dan non partisan senantiasa dijaga dan melekat di dada pengurus, pejuang, aktivis dan para guru.
“Sebagai rumah besar perjuangan guru, pendidik dan tenaga kependidikan, PGRI terus bergerak, mengabdi, dan memperbarui diri agar senantiasi adaptif dan responsif terhadap perubahan,” ungkap Unifah melalui rilis yang diterima lenterasultra.com.
Penulis : Adhi