Listrik di Talaga Raya Diperjuangkan Terang 24 Jam
MAKASSAR, LENTERASULTRA.COM-Masyarakat Talaga Raya memang tidak keliru ketika memilih Bobi Ertanto sebagai wakil mereka di DPRD Buton Tengah. Sang politisi tak pernah berhenti berjuang demi terpenuhinya kebutuhan dasar warga di daerah itu. Setelah memfasilitasi pembangunan jalan dan jembatan, air bersih, ambulance laut dan beragam program lain, Bobi kini tengah berikhtiar agar listrik di pulau dengan tujuh desa itu, bisa menyala 24 jam, seperti daerah lain di Indonesia.
Usaha Ketua DPRD Buteng itu dimulai Rabu 25 Oktober 2023. Politisi PDIP ini meninggalkan Buteng menuju Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tujuannya menemui pimpinan di kantor PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulseltrabar) guna membicarakan kemungkinan Kecamatan Talaga Raya menikmati pasokan daya listrik yang melimpah.
Bobi tak sendiri “terbang” ke Kota Angin Mamiri itu. Dia bersama Penjabat (Pj) Bupati Buteng, Andi Muhammad Yusuf. Keduanya punya kereseahan yang sama soal listrik di Talaga Raya yang sampai Oktober 2023 ini, daerah yang terletak di tengah laut itu, hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam, mulai dari petang sampai pagi hari.
Keduanya tiba di bandara Hasanuddin sekitar jam 08.00 Wita dan tanpa membuang waktu langsung ke kantor PLN UID Sulseltrabar. Sekira pukul 10.00 Wita, Bobi bersama Pj Bupati Buteng sudah bisa bertemu General Manager PLN Moch Andy Adchaminurdin. “Pertemuannya lancar, dan peluang untuk Talaga Raya menikmati listrik selama 24 jam cukup terbuka. Kami sudah paham kendala dan solusinya,” aku Bobi kepada lenterasultra.com, Rabu sore.
Bobi bilang, banyak hal yang disepakti dari pertemuan singkat dengan orang nomor satu di PLN UID Sulselrabar. Salah satunya, PLN memberi respon yang baik terhadap gagasan DPRD bersama Pemda Buteng terkait listrik 24 jam di Talaga Raya itu. Hanya saja, memang harus ada kebijakan dan kemauan kuat pemerintah daerah untuk memuluskan program ini.
Ketua DPRD Buteng itu mengaku, ada beberapa hal yang harus disiapkan antara PLN dan Pemda Buteng. Dari pihak perusahaan yang mengurusi strom itu misalnya, tambahan waktu menyala 12 jam lagi, sudah pasti akan berkonsekuensi pada penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM). Terkait hal ini, PLN akan segera berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk menambah suplai BBM untuk kebutuhan listrik di Talaga Raya.
Selain itu, untuk peningkatan waktu menyala harus ada penambahan mesin PLN di pulau yang bersebelahan dengan Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana tersebut. “Nah ini masalahnya, karena sesuai regulasi, mulai tahun 2013 ini, PLN tidak bisa lagi mengadakan atau membeli mesin baru. Kecuali jika Pemda memiliki inisiatif sendiri mengadakan mesin baru,” ungkap politisi muda kelahiran Pulau Talaga itu.
Menurutnya, jika ini dilakukan, maka Pemda harus menyiapkan lahan untuk mesin baru tersebut. Tapi ia memastikan bahwa terkait penambahan lahan itu, bukanlan masalah serius. Masyarakat di Kecamatan Takaga Raya sudah menyiapkan lahan jika ada penambahan mesin. Karena sebelum bertemu dengan GM PLN, lahan untuk PLN sudah disiapkan dengan ukuran 80 x 80 meter persegi.
“Yang kita pikirkan ini soal pengadaan mesin baru. Saya sama Pak Pj Bupati bakal membahas ini secara serius kalau kami pulang ke Buteng nanti,” tukasnya. Bagi Bobi, segala masalah pasti ada solusinya dan hal ini bakal dibicarakan dengan semua pihak di Buteng nanti, khususnya secara kelembagaan dengan legislatif karena gagasan pengadaan mesin baru berkonsekuensi anggaran.
Terpenting bagi Bobi, ia dan Pj Bupati punya keinginan bersama agar masyarakat Pulau Talaga yang jumlahnya sekira 10 ribuan jiwa itu bisa menikmati nyala listrik selama 24 jam, atau sehari semalam agar aktivitas ekonomi bisa tumbuh baik. “Insya Allah DPRD dan eksekutif akan segera mendiskusikannya dalam waktu dekat. Kita sudah tahu masalah dan solusinya. Bila ini terwujud, penduduk Talaga Raya segera menikmati listrik 24 jam,” ungkap Bobi. (adv)