Asmani-Syahrul Optimis Menangi Pilkada Kolaka

1,665
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka, Asmani Arif-Syahrul Beddu
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka, Asmani Arif-Syahrul Beddu
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

LENTERASULTRA.com-Pasangan petahana Kolaka, Ahmad Syafei-Muh Djayadin punya lawan sepadan di Pilkada Kolaka 2018 mendatang. Tiket untuk mendaftar di KPU kini sudah dikantongi pasangan Asmani Arif-Syahrul Beddu. Keduanya diusung PKS dan Partai Golkar.

Berbekal enam kursi di DPRD, dua partai ini dipastikan sudah bisa mengusung satu pasangan di Pilkada Kolaka. “Syarat minimal sudah kami penuhi (dengan PKS dan Golkar). Sekarang tengah membangun komunikasi dengan partai lain yang bersedia bergabung,” kata Syahrul Beddu, calon wakil Bupati Kolaka, Rabu (1/11).

Anggota DPRD Sultra ini mengatakan, dukungan Golkar terhadap Asmani dan dirinya sudah lama dikeluarkan, dan kemudian disusul PKS, yang resmi diserahkan, Selasa (31/10) kemarin. “Plus PPP Djaan Fariz,” kata Syahrul menyebut parpol pendukung mereka.

Peluang pasangan berakronim Bersama AS ini untuk memenangkan Pilkada Kolaka memang lumayan besar. Sosok Hj Asmani Arif, misalnya, dianggap memiliki performance sebagai seorang calon pemimpin.
“Beliau juga memiliki basis massa yang jelas, dukungan rill dari publik Kolaka,” urai Syahrul tentang sosok calon pasangannya itu.

Dalam setiap pertemuan publik, kata mantan anggota DPRD Kolaka ini, kehadiran Asmani Arif selalu ditunggu. Antusiasme orang yang hadir sangat tinggi. Kerinduan akan lahirnya seorang pemimpin baru yang menawarkan perubahan bagi Kolaka sangatlah terlihat.

“Kami hadir memberi harapan, menjawab ekspektasi masyarakat Kolaka yang selama ini larut oleh janji yang selama lima tahun tidak kunjung direalisasikan oleh pemerintah yang ada,” tambah Syahrul.

Pilkada, menurutnya, adalah ajang untuk menguji realisasi dari janji pemimpin. Nah, andai benar-benar janji politik itu terpenuhi, mustahil dukungan terhadap Asmani semakin hari semakin besar. Secara ilmiah, berbagai lembaga survey dan konsultan Pemilu juga menyatakan demikian.

“Angka elektroal Ibu Asmani ini semakin hari semakin menggembirakan. Wajar kalau kami sangat percaya bahwa kemenangan itu pasti diraih,” kata mantan anggota DPRD Kolaka Utara tersebut. Syahrul buru-buru menepis bahwa optimisme ini bukanlah sesuatu yang over confidance, tapi berdasarkan penelusuran di lapangan.

“Kami melakukan sensus di lapangan. Berbasis wajib pilih. 100 rumah relawan kami bertanya ke rumah-rumah, hasilnya 90 persen tertarik dengan ibu Asmani. Ini tentu tantangan dan kami tidak boleh larut,” kata politisi muda Partai Golkar ini.

Kepercayaan diri Syahrul Beddu menatap Pilkada 2018 ini juga melihat kecenderungan Pilkada dua gelombang di Sultra dimana rata-rata incumbent tumbang. Bahkan yang mengalahkannya adalah kandidat dengan dukungan finansial tidak sekuat petahana.

Yang menarik, Syahrul tidak buru-buru menyatakan dirinyalah yang nanti akan jadi pendamping Asmani Arif. Katanya, ada 9 kandidat yang menawarkan diri berpasangan dengan mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kolaka itu.

“Nama saya, nanti finalnya saat mendaftar. Saya serahkan penuh kepada ibu Asmani untuk memilih siapa calon wakilnya. Golkar sudah mendukung. Nanti kita lihat siapa yang akan diajak ke KPU mendaftar nanti,” tukasnya.

Sebagai anggota DPRD, Syahrul dituntut harus mengundurkan diri jika akan maju di Pilkada. Soal itu, bagi Ketua KNPI Sultra tersebut bukanlah sesuatu yang masalah karena untuk pengabdian yang lebih luas, ia selalu ikhlas. Apalagi memang regulasinya demikian.

Sosok Asmani Arif di Kolaka sangat dikenal luas. Ia yang kini masih berstatus PNS dan ditempatkan sebagai staf ahli Bupati Kolaka, dianggap sebagai figur perempuan yang berani. Ia ditopang suaminya yang seorang pengusaha bidang energi.

Sementara jejak politik Syahrul Beddu juga tak kalah mentereng. Mengawali karir politiknya di Kolaka Utara tahun 2004 silam, ia sudah jadi anggota DPRD di wilayah itu meski baru dua tahun kelar menuntut ilmu di UHO.

Tahun 2009, ia malah hijrah ke Kolaka, berebut kursi DPRD. Kemampuan politiknya memang teruji. Ia sukses menggenggam satu tiket ke parlemen.

Yang lebih mencengangkan, adalah saat ia mencoba peruntungannya di DPRD Sultra, di Pemilu 2014 silam. Di Golkar, ia berhadapan dengan seniornya, Firdaus Tahrir yang berstatus incumbent DPRD dari Dapil Kolaka Raya.

Tapi Syahrul selalu punya aura bintang. Suaranya cukup banyak, dan cukup baginya menjadi utusan Partai Golkar dari Dapil Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur. Ia bahkan mengalahkan suara seniornya, hingga mulus sampai ke DPRD Sultra.(***)

Penulis : Abdi Mahatma

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU