Bau Mayat Covid-19 Menyebar dari Sungai Gangga

1,085
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

NEW DELHI, LENTERASULTRA.COM – Praktek pembuangan mayat korban Covid-19 di sungai Gangga, India, kini menjadi masalah besar. Pasalnya, mayat-mayat tersebut telah menimbulkan bau busuk hingga mencemari udara sekitar. Untuk menghentikan praktek itu, otoritas India pun mengerahkan pasukan untuk berjaga di sekitar sungai Gangga. Sebagaimana dilaporkan Reuters, pada Sabtu (15/5/2021), kasus kematian harian Covid-19 di India konstan diangka 4.000 per hari.

“Kami telah menempatkan pasukan polisi di sungai dan juga telah mengirim komunikasi ke otoritas lokal bahwa praktik ini dihentikan,” kata Navneet Sehgal, juru bicara negara bagian Uttar Pradesh, dikutip dari asiatoday.id.

Dalam 24 jam terakhir, , data kementerian kesehatan menunjukkan India mengalami 326.098 infeksi baru, menambah penghitungannya menjadi 24,37 juta, dengan 3.890 kematian, dengan korban 266.207. Seorang pejabat pemerintah mengatakan polisi terus berpatroli di tepi Sungai Gangga di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, untuk menghentikan pembuangan mayat di sungai.

“Kami terus menemukan 10 hingga 20 mayat sesekali,” kata Navneet Sehgal, juru bicara negara bagian utara, yang populasinya lebih banyak penduduk daripada Brasil.

Sehgal menyangkal laporan di surat kabar Asian Age, mengutip sumber-sumber pemerintah federal, bahwa hampir 2.000 mayat korban virus yang mungkin telah ditarik dari sungai dalam seminggu terakhir atau lebih. Beberapa desa di tepi sungai tidak mengkremasi jenazah mereka sesuai dengan tradisi Hindu selama periode tertentu yang memiliki makna religius, tambahnya.

Infeksi virus di negara bagian secara resmi memuncak akhir bulan lalu tetapi para ahli mengatakan lebih banyak kasus tidak terdeteksi di desa-desa yang menampung sebagian besar dari 240 juta orang di negara bagian itu. Kasus terus menurun di beberapa negara bagian India yang dilanda lonjakan awal infeksi, seperti negara bagian terkaya di Maharashtra dan ibu kota New Delhi, setelah mereka memberlakukan karantina yang ketat.

Di Jenewa, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan India adalah masalah besar, dengan tahun kedua pandemi ditetapkan menjadi lebih mematikan daripada tahun pertama. Pernyataan Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pertemuan daring muncul setelah Perdana Menteri India Narendra Modi membunyikan alarm pada hari Jumat atas penyebaran penyakit Covid-19 yang cepat melalui pedesaan yang luas. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU