Elegi Makam Pahlawan di Muna yang Dibiarkan Meranggas
Kompleks pemakaman pahlawan di Muna ada di Watuputih, Kecamatan Watopite. Sayang, ia hanya dikenang saat hari pahlawan tiba. Upacara bubar, kuburan pejuang itu kembali meranggas
Mualim Mbar, Muna
LENTERASULTRA.com-Ada banyak cara untuk menghargai jasa mereka yang disebut pahlawan. Salah satunya bisa dengan cara merawat makamnya. Penghargaan itu ternyata tak diperoleh para pendahulu bangsa yang jasadnya kini terkubur di Taman Makam Pahlawan Watuputih di Muna.
Kompleks itu dibuka tahun 1973 dan diresmikan oleh Menteri Sosial RI, Prof Dr Haryati Soebadio, di tahun 1990. Meski setiap tahun ada saja institusi yang berkunjung, menabur bunga, mengheningkan cipta hingga menggelar upacara, belum sekalipun kawasan itu dipugar.
Kondisinya saat ini cukup memprihatinkan. Bangunan yang difungsikan sebagai kantor penjaganya, sudah rusak. Tembok pagarnya runtuh, dan yang ironi adalah prasasti nama mereka yang dimakamkan di tempat itu sudah roboh.
Untung saja, ada lima orang honorer yang disiapkan pemerintah lewat Dinas Sosial, dengan tugas membersihkan rerumputannya. 32 kuburan yang ada di kompleks itu masih cukup terawat.
Sayang, bila dilihat sekilas dari luar, ia tak menunjukan adanya kharisma sebagai sebuah tempat memorable, dan layak dikenang. Kompleks itu bahkan tidak dilirik generasi milenial, sebagai tempat belajar sejarah.
Kompleks makam ini dibangun di masa pemerintahan mendiang La Ode Kaimoeddin sebagai Bupati Muna. Ada beberapa nama besar yang jasadnya terkubur di tempat itu. Seperti Konggoasa, M.Salim, Lokodjoni, Kulodawa.
Kondisi ini membuat Alim, ketua karang taruna Sonewura di Watoputeh prihatin. Menurutnya, sebagai generasi muda, sulit baginya menularkan semangat heroisme kepada generasinya, bila prasasti untuk mengenang kepahlawanan itu malah tak terawat.
“Kami berharap agar memerintah daerah, mungkin juga pemerintah pusat bisa menganggarkan taman makam ini untuk dipugar. Jangan dibiarkan meranggas dan dimakan zaman. Bagaimanapun, kawasan ini ada manusia-manusia hebat di eranya, yang berkontribusi besar bagi daerah dan bangsa, terkubur di tempat ini,” urai Alim.
Ia prihatin karena di hari-hari besar nasional, termasuk ulang tahun daerah, kompleks taman makam pahlawan itu selalu jadi destinasi ziarah. DPRD, Polri, TNI termasuk Bupati bahkan menggelar upacara. “Tapi kenapa tidak tersentuh melihat kondisinya yang sudah rapuh begini,” sindirnya.
Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Muna, LM Satri Ndoasa yang dikonfirmasi terpisah mengakui soal itu. Menurutnya, kawasan pemakaman tersebut sejatinya adalah domain Kementrian Sosial.
“Kami sudah sering mengajukan permintaan anggaran ke pusat untuk memugar kompleks itu. Kami bahkan beberkan kondisinya yang memprihatinkan dengan foto dan detail rincian kebutuhan. Tapi belum direalisasikan. Kalau berharap di APBD Muna, anggaran terbatas,” tandas Satri.(***)
Editor : Abdi Mahatma