WHO dan CDC Ingatkan Varian Baru COVID-19 Menyebar Lebih Cepat
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan European Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengingatkan bahwa COVID-19 varian baru harus diwaspadai di masa pandemi. Pasalnya, virus varian baru yang ditemukan di Inggris ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dari COVID-19 biasa.
Dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (24/12/2020) Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof. Bambang Brojonegoro, Ph.D. menyampaikan saran dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan European Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Dalam menghadapi virus varian baru ini Bambang Brodjonegoro sebagaimana dikutip Asiatoday.id, mengatakan, “Kita tentunya harus selalu mengikuti langkah-langkah dasar seperti yang disarankan berbagai institusi seperti WHO dan European CDC.”
Pertama, memberi perhatian terhadap kinerja tes PCR yang menargetkan gen spike karena ada kemungkinan akurasi tes PCR pada virus varian baru ini terganggu.
Kedua, melakukan studi epidemiologi dan virologi mengenai pengaruh mutasi terhadap perubahan fungsi virus dalam hal infektivitas dan patogenitas.
Ketiga, meningkatkan Whole Genome Sequencing (WGS) atau pengurutan keseluruhan genom secara lengkap dalam satu waktu.
“Kami sudah melakukan WGS, tapi tampaknya kita harus lebih intensif untuk melakukan WGS secara rutin terhadap virus SARS-Cov 2,” jelasnya dikutip Jumat (25/12/2020).
Menurut Bambang, hal yang tak kalah penting dalam penanganan COVID-19 varian baru ini adalah berbagi informasi tentang perkembanganya.
“Yang paling penting berbagi data, baik antar negara maupun antar institusi yang melakukan WGS di Indonesia,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan penanganan COVID-19 yang lebih baik, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman telah melakukan pemetaan genom SARS-Cov-2.
Tujuan lembaga ini adalah untuk melakukan pemetaan genom SARS-Cov 2 dari 1.000 sampel klinis dari berbagai daerah di Indonesia dengan metode WGS.
Manfaat dari upaya ini adalah untuk:
-Memahami distribusi dan pola penyebaran virus
-Memberikan informasi mengenai karakteristik dari masing-masing isolat di tiap daerah yang bermanfaat untuk penanggulangan dan pencegahan
-Mendukung semua penelitian terkait COVID-19 termasuk pengembangan vaksin dan anti-virus.
“Molecular dan genomic surveillance penting dilakukan untuk memantau munculnya variasi atau mutase baru pada SARS-Cov 2,” pungkas Bambang. (ATN)