Pengabdian Bhabinkantibmas Polsek Baruga, Didik Anak Jalanan dan Putus Sekolah dari Buta Huruf
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Tak hanya menunaikan tanggung jawab sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Baruga Polres Kendari, inilah bentuk perjuangan dan pengabdian Aipda Madukala Kundoro, S.H., M.H. Dengan segala keterbatasan, ia tetap semangat membantu puluhan anak jalanan dan anak putus sekolah di Kota Kendari melalui bimbingan belajar. Kegiatan itu dilakukan di rumah pinjaman dan swadaya masyarakat, tepatnya di Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Bimbel tersebut mulai ditekuninya sejak tahun 2016 silam. Empat tahun membebaskan anak jalanan dan putus sekolah dari buta huruf, Madukala Kundoro berbagi kisah dengan awak Lenterasultra. Ia bercerita, bahwa besar impiannya untuk melihat generasi muda, khususnya di Kota Kendari dapat menikmati bangku pendidikan formal.
Bersama secangkir kopi hitam yang menemaninya, abdi negara yang telah bertugas selama 18 tahun itu memulai cerita. Awalnya, ia sering melihat pemandangan tak indah yang setiap saat memadati perempatan lampu merah. Anak jalanan mengemis, berbelas kasih mengharap pundi-pundi rupiah dari setiap orang yang lewat. Gayanya macam-macam. Mulai dari mengamen dengan sebuah gitar dan pukulan botol, bersih-bersih kaca mobil bahkan meminta-meminta. Ia pun menelusuri dan mencari tahu asal-usul dan latar belakangnya. Ternyata, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga tidak mampu.
“Mayoritas orang tua peserta didik saya adalah pekerja serabutan dan pedagang di Pasar Panjang,” katanya.
Ia pun kemudian mendirikan bimbingan belajar, agar anak jalanan ini memiliki pengetahuan dan bebas buta huruf. Kini, jumlah anak didik yang dibinanya sebanyak 65 orang. Selain dirinya, tenaga pendidik bagi anak-anak jalanan ini adalah sang istri tercinta.
Emoat tahun menjalankan bimbingan belajar untuk anak jalanan, ia mengaku pernah melakukan komunikasi dengan Diknas Kota Kendari dan Provinsi Sultra untuk diberikan perhatian khusus.
“Jawaban mereka bukan solusi untuk masa depan generasi muda. Ditanyakan biaya dan izin operasionalnya, kita dianggap orang tidak mampu,” kata polisi berkelahiran Juni 1983 itu.
Tak ingin berputus asa, Bhabinkamtibmas yang bertugas sejak 2016 itu bergerilya mencari donasi. Ia mengatakan bahwa sejauh ini bantuan buku-buku bacaan diperoleh dari Kompolnas RI, Andrea H Poelongan. Selain itu, gajinya yang disisipkan untuk anak didiknya.
Di balik kesibukannya sebagai aparat kepolisian yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Aipda Madukala Kundoro kini rutin melakukan operasi yustisi selama pandemi Covid-19.
“Jadwal mengajar Selasa, Kamis, Minggu setiap jam empat sampai jam tujuh malam. Yang bantu tenaga pengajar adalah istri saya, ibu Dini Riskawati,” urainya.
Menutup cerita, Aipda Madukala Kundoro berharap agar seluruh generasi muda di Kota Kendari khususnya anak jalanan dan anak putus sekolah yang tidak menikmati pendidikan formal mendapat perhatian dari Pemkot Kendari.
“Mereka adalah generasi muda kita yang harus dilindungi, dibina dan diperhatikan,” pungkasnya. (B)
Reporter: Herlis Omputo Sangia
Editor: Wulan