Digempur Covid-19, Pertumbuhan Ekspor Sultra Melemah
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pandemi telah memberikan tekanan terhadap perekonomian secara global, termasuk perekonomian Sulawesi Tenggara (Sultra). Beberapa sektor seperti pertambangan, industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi mengalami tekanan.
Beberapa hal yang melatarbelakangi lemahnya pertumbuhan ekspor seperti adanya larangan pengiriman biji nikel dan kurangnya permintaan konsumsi dari masyarakat, sehingga mempengaruhi permintaan di sektor industri pengolahan dan perdagangan. Di samping itu juga terbatasnya aktivitas kontruksi yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.
Plt Kepala Kantor Perwakilan BI Sultra, Surya Alamsyah menjelaskan, dari sisi penawaran efek pandemi, terlihat pada rendahnya investasi di Sultra. Karena kondisi perekonomian yang belum stabil, sehingga meningkatkan kehati-hatian investor. Disamping itu, permintaan terhadap komoditas ekspor non tambang juga mengalami penurunan permintaan. Hal ini mempengaruhi kinerja eskpor komoditas non tambang.
Namun memasuki semester II 2020, perekonomian Sultra diperkirakan akan membaik dibandingkan triwulan II 2020. Berdasarkan google mobility report, aktivitas masyarakat di beberapa area mulai mengalami peningkatan, terutama untuk area retail dan rekreasi serta area grosir dan farmasi.
“Hal ini menjadi indikasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat, peningkatan aktivitas masyarakat tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia periode September, dimana keyakinan masyarakat terhadap perekonomian mulai meningkat dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat 7 point menjadi 119,7,” ujarnya.
Peningkatan konsumsi masyarakat juga tercermin dari peningkatan yang cukup signifikan pada transaksi melalui e-commerce sejak Juni 2020. Hal tersebut juga didukung oleh perubahan perilaku digital oleh masyarakat dan pelonggaran PSBB.
Ia melanjutkan, selama tahun 2020, sampai dengan Agustus jumlah transaksi e-commerce sekitar 1.046 ribu transaksi dengan nilai sebesar Rp454.486 juta. Jumlah maupun nilai ini masing-masing meningkat 100,22 persen dan 49,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pelaku usaha juga memperkirakan akan terjadinya peningkatan aktivitas usaha yang cukup signifikan jika dibandingkan pada kegiatan usaha triwulan sebelumnya,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, kinerja ekspor juga diperkirakan akan cukup kuat seiring dengan perekonomian Tiongkok yang diperkirakan masih terus membaik. Mengingat tujuan ekspor utama komoditas Sultra adalah Tiongkok. Hal tersebut juga tercermin dari PMI Tiongkok yang berada dalam tren meningkat sejak triwulan I hingga III 2020, meningkat dari 45,9 menjadi 51,1.
“Membaiknya kinerja ekspor terkonfirmasi pula dari perkembangan ekspor komoditas pertambangan dan olahannya, pada bulan Juli nilainya sebesar 178 juta USD atau mengalami peningkatan sebesar 18,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu ,” cetusnya.
Dia menambahkan, daya dukung pemerintah melalui kegiatan konsumsi juga dapat menjadi faktor yang mendorong perbaikan perekonomian Sultra. Dimana berlangsungnya pembangunan seperti jalan pariwisata Kendari-Toronipa dan bantuan kepada masyarakat untuk penanganan dampak Covid-19 dapat menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sultra pada periode mendatang,” tutupnya. ( Ads/ Sri Ariani)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun