AS Blokir Lebih Seribu Visa Pelajar dan Peneliti China

691

 

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) –(Dok)

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memblokir dan mencabut visa lebih dari seribu warga negara China berdasarkan mandat presiden pada 29 Mei 2020 lalu. Jumlah itu tercatat hingga Rabu (9/9/2020).

Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan kebijakan ini juga dimaksud untuk menangguhkan masuknya pelajar dan peneliti yang dianggap berisiko bagi keamanan.

Sementara itu, Pjs. Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf mengatakan sebelumnya bahwa Washington telah memblokir visa untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti China yang terkait dengan strategi fusi militer China untuk mencegah mereka mencuri data dan melakukan penelitian sensitif.

Dalam pidatonya, Wolf mengulangi tuduhan AS atas praktik bisnis yang tidak adil dan serta aksi spionase oleh China, termasuk upaya untuk mencuri penelitian virus Corona, dan menuduhnya menyalahgunakan visa pelajar untuk mengeksploitasi akademisi di AS.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Wolf mengatakan Amerika Serikat juga mencegah barang-barang yang diproduksi dari tenaga kerja yang diperlakukan seperti budak. AS juga menuntut agar China menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia. Pernyataan ini jelas menjadi sebuah rujukan yang jelas untuk dugaan pelecehan Muslim di wilayah Xinjiang, China.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan tindakan pemblokiran visa itu diambil di bawah proklamasi yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 29 Mei 2020 sebagai bagian dari tanggapan AS terhadap pembatasan China pada demokrasi di Hong Kong.

“Mulai 8 September 2020, Departemen telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga negara China yang diketahui tunduk pada Proklamasi Presiden 10043 dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa,” katanya, dilansir dari CNA seperti dikutip Asiatoday.id, Kamis (10/9/2020).

Dia mengatakan bahwa mahasiswa pascasarjana dan peneliti memiliki risiko tinggi yang tidak memenuhi syarat. Jumlah kelompok ini mewakili “sebagian kecil” orang China yang datang ke Amerika Serikat untuk belajar dan meneliti.

China mengatakan pada bulan Juni pihaknya dengan tegas menentang setiap langkah AS untuk membatasi siswa China belajar di AS dan mendesak Washington untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pertukaran dan pemahaman bersama.

Sekitar 360.000 warga negara China belajar di AS, mendatangkan pendapatan yang signifikan ke perguruan tinggi AS, meskipun pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu perkuliahan pada semester musim gugur ini. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU