Indonesia Ekspor Bawang Merah Goreng dan Cengkeh ke Pasar Asia dan Eropa
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Aktivitas perdagangan rempah-rempah Indonesia di pasar Asia dan Eropa kian bergairah. Hari ini, Indonesia mengapalkan komoditi Bawang Merah Goreng dan Cengkeh.
Ekspor 20 ton Bawang Merah Goreng tujuan Malaysia dilepas langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmato.
Menurut Agus, langkah ekspor perlu diperkuat terutama komoditas pangan yang telah over supply.
“Pada kesempatan ini kami bersama PT Inti Sumber Cita Rasa melepas satu kontainer berisi 20 ton bawang merah goreng ke Malaysia,” kata Agus di kantor Kemendag dikutip Asiatoday.id, Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Agus berharap akan muncul lebih banyak pelaku usaha yang tertarik melakukan ekspor. Pihaknya berkomitmen melakukan pendampingan agar produk lokal bisa mendapatkan pembeli di negara tujuan.
“Hari ini dilepas satu kontainer 20 ton bawang merah goreng, nanti akan terus berlanjut dan bertahap lima kontainer yang total isinya sebanyak 100 ton,” ujarnya.
Agus mendukung penuh pelaku usaha yang terus mempertahankan produktivitas dan memperkuat pemasaran internasional. Inovasi produk yang dilakukan juga penting menghadapi perubahan selera belanja konsumen di tengah pandemi covid-19.
Agus menuturkan bahwa ekspor bawang merah goreng jadi contoh peluang produk usaha kecil menengah (UKM) bisa lebih banyak melakukan ekspor. Peningkatan nilai tambah akan turut meningkatkan rantai pasok ekonomi termasuk petani atau nelayan.
Secara terpisah dihari yang sama, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey juga melepas ekspor cengkeh melalui Balai Karantina Kelas 1 Manado di Container Freight Station (SFS) Pelabuhan Internasional Bitung, Sulut,
“Ekspor ini menandakan roda ekonomi kita mulai bergerak. Kita harapkan sinergitas antara pemerintah dan swasta untuk terus menggerakan perekonomian makin baik,” kata Olly.
Ekspor dilakukan ke 15 negara tujuan antara lain China, India, Singapura, Thailand, dan Belanda dengan nilai total ekonomi sebesar Rp47,8 miliar. Olly juga mengapresiasi Balai Karantina yang sudah bekerja dengan baik.
“Ini adalah sebuah kepercayaan yang harus kita jaga, karena negara-negara tujuan pasti mengharapkan kualitas produk yang kita ekspor itu benar-benar mutunya dapat dijamin dengan sangat baik,” ujar Olly.
Olly menambahkan, Pemerintah Provinsi Sulut terus berusaha agar komoditas andalan seperti pala dan kopra, mendapatkan pasar ekspor baru sehingga diharapkan dapat mendongkrak harga menjadi lebih baik lagi.
Mengacu data Badan Pusat Statistik pada periode Juli 2020, sektor pertanian meningkat sebesar 24,1 persen (month to month), dan Sulut turut berkontribusi. Lebih lanjut, sepanjang periode Semester I tahun ini, pertumbuhan ekspor pertanian Sulut mencapai 17,82 persen yang didominasi nabati dan minyak. (ATN)