Pasar Wuawua Sepi, Pedagang Mulai Keluar
LENTERASULTRA.com-Sudah 10 bulan terakhir, Suarti masuk merasakan penghasilannya merosot. Perempuan berusia 56 tahun ini mulai merasakan itu sejak ia masuk berdagang di Pasar Wuawua, awal tahun silam.
Bersama ratusan pedagang lain, penjual bahan makanan ini hijrah dari Pasar Panjang di Bonggoeya, Januari lalu. Alih-alih untung, pelan-pelan ia buntung. “Pembeli sepi,” keluhnya, kepada pewarta lenterasultra.com, Selasa (3/10) pagi.
Saat masih di Pasar Panjang, ia bisa sudah punya lelanggan tetap. Lodsnya pun sudah dikenal, sehingga punya banyak konsumen. “Jangan mi sa sebut angka. Tapi yang jelas, lebih banyak disana daripada di tempat baru ini,” senyum ibu dua anak ini.
Soal sewa, Suarti juga merasa lumayan berat, dengan penghasilan seret seperti saat ini. Soalnya, setahun di Pasar Wuawua, ia harus menebus biaya pakai dengan Rp 25 juta. Sedang di tempat sebelumnya, hanya Rp 15 juta.
Suarti hanya satu dari sekian banyak pedagang yang merasakan kesulitan di tempat itu. Pasar yang dibangun dengan desain yang modern itu diresmikan Wali Kota Kendari, Asrun pada 1 November 2016 akhir tahun lalu, dan siap beroperasi.
Namun gedung megah itu pun ditinggalkan oleh pedagang satu per satu. Malah, ada yang memilih berjualan di pelataran pasar karena di dalam gedung, pembelinya sepi.
“Memang masih sepi, putaran ekonominya lesu,” aku H Subhan, Ketua Perhimpunan Pedagang Wuawua. Pria yang juga anggota DPRD Kota Kendari ini tak menampik kalau jumlah pembeli di tempat itu memang relatif sangat sedikit dibanding saat para pedagang di Pasar Panjang.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari menyebut, saat ini malah sudah ada penjual memilih pergi mencari tempat lain, karena omzet yang diperoleh sangat minim. Modal mereka tidak kembali padahal lods diambil dengan harga yang cukup mahal.
“Kita tidak bisa salahkan pedagang kalau kondisinya begini,” ungkap Subhan. Sebagai anggota DPRD, ia berjanji akan mencari solusi akan masalah tersebut agar pasar yang telah dibangun dengan biaya besar itu bisa ramai.
Salah satu problem pemicunya, kata Subhan, karena eks pasar panjang yang sampai sekarang masih terlihat beroperasi padahal sudah dilarang. “Kami dari pihak DPRD Kota Kendari serta Pemkot Kendari telah menyepakati bahwa keberadaan eks pasar panjang bukan kawasan pasar harusnya tidak ada lagi aktivitas jual beli disana,” tegasnya.
Kata dia, kawasan-kawasan yang peruntukan untuk pembangunan pasarkan sudah jelas dan itu sudah ditetapkan oleh Pemkot Kendari dalam Perda. Untuk itu, eks pasar panjang statusnya bukan kawasan pasar.
“Kami juga sudah beberapa kali membahas masalah ini di DPRD. Tinggal menunggu langkah dari Pemkot Kendari kedepan seperti apa, sebagai solusi. Saya harapkan ada solusi yang tepat agar pasar teresebut bisa beraktivitas dengan baik,” harapnya.
Subhan menghimbau agar ada langka-langkah dan pemikiran yang tepat yang diambil Pemkot Kendari. Tentunya, seluruh pihak terkait serta masyarakat juga harus ikut andil bagaimana bekerjasama untuk memfungsikan pasar yang telah dihadirkan pemerintah kota itu. (isma/astil)
Editor : Sarfiayanti