Langgar Aturan Lockdown, Warga di Filipina Tewas Ditembak

809

 

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. —ist–

MANILA, LENTERASULTRA.COM–Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan lockdown atau penutupan menyeluruh di Filipina secara ketat dan keras. Ia bahkan memerintahkan agar setiap pelanggar lockdown ditembak mati.

Perintah itu terbukti. Seorang pria ditembak mati di Filipina karena melanggar aturan lockdown tersebut. Ini adalah kasus pertama yang dilaporkan oleh negara dimana warga sipil menolak mengikuti pembatasan untuk menghentikan virus corona.

“Pria berusia 63 tahun ditembak mati di Filipina setelah mengancam para pejabat desa dan polisi dengan sabit di pos pemeriksaan virus corona,” kata polisi mengutip Asia Today.id, Sabtu pekan lalu.

Laporan polisi menyebutkan pria itu diyakini mabuk ketika ia mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit di Provinsi Agusan del Norte.

“Tersangka itu diperingatkan oleh petugas kesehatan desa karena tidak mengenakan masker. Tapi tersangka marah, mengucapkan kata-kata memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit,” terang pihak kepolisian, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (6/4/2020).

Tersangka ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya. Insiden ini adalah kasus pertama yang dilaporkan polisi menembak warga sipil karena menolak mengikuti pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Instruksi Duterte

Presiden Rodrigo Duterte telah memperingatkan pada Rabu 1 April lalu bahwa ia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.

“Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah,” katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.

“Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius. Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mereka mati,” tegasnya.

Pulau utama Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret, melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk perjalanan penting ke toko kelontong atau apotek, atau jika mereka adalah pekerja kesehatan yang berada di garis depan.

Banyak provinsi di luar Luzon juga memberlakukan pembatasan mereka sendiri dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus.

Departemen kesehatan melaporkan 3.660 warga Filipina terinfeksi virus korona covid-19. Korban meninggal dilaporkan 163 jiwa dan 73 lainnya berhasil sembuh.

Duterte membela peringatannya terhadap pembuat onar di pidato televisi larut malam lainnya pada Jumat. Menurutnya masyarakat perlu menyadari gawatnya situasi karena siapa pun dapat sakit karena penyakit itu.

“Tanpa pembatasan ini, ini tidak akan berakhir. Jadi, jika kamu tidak mau mengikuti, maka aku akan menghabisimu untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati,” pungkas Duterte. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU