Angka Kematian Bumil di Buteng Nyaris Nol
278165BUTON TENGAH, LENTERASULTRA.COM – Angka kematian ibu hamil (bumil) di Kabupaten Buton Tengah (Buteng) nyaris tidak ada. Hal ini disebabkan, tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat akana pentingnya keselamatan ibu dan anak di Buteng yang cukup baik. Termasuk juga kesadaran dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.
Kementerian Kesehatan RI pun sudah sering mengingatkan kepada para ibu hamil agar melakukan persalinan di puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Karena persalinan di rumah merupakan salah satu faktor yang membuat angka kematian ibu di Indonesia tinggi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, di Indonesia ada sekitar 96 persen ibu hamil yang sudah memeriksakan kesehatan ke fasilitas layanan kesehatan. Namun, baru 79 persen yang melahirkan di puskesmas atau rumah sakit.
Beruntung hal ini tidak terjadid di Buteng. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Buteng, Ratna mengatakan, tahun 2019 silam hanya satu kasus kematian ibu hamil yang didapat, yakni kematian ibu dari Desa Mone, Kecamatan Lakudo. Pasien ini diketahui mengalami keluhan rasio plasenta.
“Hanya satu di tahun 2019 kemarin, kalau untuk tahun ini belum ada, dan mudah-mudahan tidak ada kasian,” tuturnya, Kamis (12/3/2020).
Kematian bumil tersebut jelas Ratna, diakibatkan terlambatnya penanganan dari pihak medis, karena bumil tersebut ditolong oleh dukun dan tidak melahirkan di fasilitas kesehatan seperti yang telah disarankan oleh tenaga kesehatan dan pemerintah.
Pada saat seorang ibu melahirkan di rumah, berisiko tinggi bila mengalami pendarahan atau infeksi yang tidak tertolong. Hal ini pulalah yang membuat Kemenkes mendorong agar para ibu untuk melahirkan di puskesmas maupun rumah sakit.
“Kemarin itu kami sudah berikan surat rujukan, tapi mereka tolak dan masih kompromi keluarga, setelah kritis baru mereka mau diatar, tapi semuanya telah ditangani oleh pihak medis, karena langsung dirujuk ke rumah sakit, tidak meninggal di tempat,” tuturnya.
Olehnya itu, ia berharap kepada semua masyarakat Buteng agar memiliki kesadaran diri, untuk memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan, serta melahirkan di fasilitas yang telah disiapkan oleh pemerintah. Baik itu Pustu, Puskesmas dan rumah sakit, karena di setiap sarana tersebut, telah disiapkan tenaga medis yang siap melayani dengan alat-alat yang lengkap.
Untuk diketahui, seorang ibu melahirkan harus mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan agar ibu hamil dan bayi dapat secara cepat dan tepat mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan sesuai standar. Mengenali secara dini tanda – tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, serta mendapatkan pertolongan pertama gawat darurat dengan cepat sebagai persiapan upaya rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Begitu juga manfaat pertolongan persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan, karena agar ibu hamil dan bayi secara cepat dan tepat mendapat fasilitas kesehatan yang bersih dan aman dan mendapat pertolongan dan pelayanan dari tenaga Kesehatan siap di tempat. (P3/B/Adv)
Editor: Wulan