YAICI dan PP Muslimat NU Sosialisasikan Penggunaan SKM yang Tepat
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Yayasan Abhipyara Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU menghimbau pemerintah daerah Sulawesi Tenggara untuk turut aktif mensosialisasikan penggunaan Susu Kental Manis (SKM) di masyarakat.
Ketua YAICI, Arif Hidayat, mengatakan, dengan peran pemerintah yang turut aktif memberikan sosialisasi penggunaan SKM di masyarakat dapat mengantisipasi terulangnya kasus gizi buruk terutama bagi balita.
“Pada 2018 lalu, kota Kendari pernah menjadi sorotan karena gizi buruk. Waktu yang bersamaan pada Februari dua balita berumur masing-masing 7 dan 10 bulan juga dirawat akibat gizi buruk,” ungkapnya saat memberikan edukasi tentang gizi kepada Kader PP Muslimat NU, di Asrama Haji, Kota Kendari, Kamis (30/1/2020).
Dikatakannya yang mengagetkan lagi, bayi dengan gizi buruk ini ternyata sudah mengkonsumsi susu kental manis sejak masih usia 4 bulan. Yang SKM dikonsumsi untuk anak usia diatas 12 bulan.
“Sebab, SKM memiliki kandungan gula tinggi yang tak baik jika dikonsumsi berlebihan bagi balita. Salah satunya dapat menyebabkan obesitas dan stunting (kerdil),” lanjutnya.
Dia berpendapat pemberian susu kental manis kepada balita sejak dini di kota kendari karena mayoritas masyarakat terutama ibu-ibu menganggap kandungan SKM baik bagi anak. Hal itu berdasarkan survei yang dilaksanakan bersama Yayasan Peduli Negeri (YPN) kepada 400 ibu di Kendari. Hasilnya, hampir seluruh masyarakat menganggap SKM sebagai susu bernutrisi bagi anak.
“95 persen mengaku informasinya dari iklan di TV. Padahal kandungan gula pada SKM dapat membuat anda gemuk atau obesitas bahkan stunting,” kata Arif.
Untuk itu pihaknya meminta kepada pemerintah daerah Sulawesi tenggara melalui Dinas kesehatan untuk terus gencar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan SKM yang sesuai bagi balita.
Sementara itu, Sekum PW Muslimat NU Kendari, Dr Hj. Ulfah Masfufah mengatakan, PP Muslimat NU turut serta mengedukasi masyarakat mengenai gizi dan SKM sebagai komitmen untuk menciptakan generasi emas 2045.
“Mengingat Kendari sebelumnya menjadi sorotan karena ada anak dengan gizi buruk akibat mengkonsumsi SKM, maka edukasi yang dilaksakanakan hari ini adalah sebagai tindak lanjut dan komitmen kami bersama YAICI,” ujarnya.
“Ini bukti kepedulian terhadap gizi anak. Anak-anak kita adalah modal kedepan. Sehingga pertumbuhan anak harus selelu kita jaga dengan memperhatikan gizinya,” ujar Ulfah.
Di tempat yang sama Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Almin mengatakan, untuk mencegah stunting di Sultra, pihaknya telah membuat program “Rumah Cegah Stunting” yang didalamnya terdapat satgas dari masyarakat setempat, tim pelayanan kesehatan dan lain-lain.
“Mulai 2020 ini kita punya program rumah cegah stunting. Dan ini belum ada di provinsi lain. Jadi kita beri pengetahuan kepada ibu-ibu hamil untuk meperbaiki pola makan termasuk pemberian ASI itu 0-6 bulan. Jangan berlebihan memberi SKM ,” pungkas Alimin. (C/P5)
Editor: Fiyy