Bertemu Parlemen Saudi, MPR RI Negosiasikan Penambahan Kuota Haji 2020

638

 

 

Pimpinan MPR RI saat bertemu dengan Ketua Majelis Ash-Shura Arab Saudi Consultative Assembly of Saudi Arabia, Abdullah bin Muhammad Al-Ash-Sheikh. —ist—

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM– Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), bertemu dengan Ketua Majelis Ash Shura Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia), Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, di Kantor Parlemen Arab Saudi.

Pada pertemuan itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan harapan umat muslim di Indonesia agar pemerintahan Arab Saudi kembali menambah kuota haji untuk jamaah Indonesia dari 231 ribu pada tahun 2019 menjadi 250 ribu di tahun mendatang.

Menurut Bamsoet, dengan ketersediaan kuota saat ini, masa tunggu jamaah Indonesia yang ingin menunaikan ibadah haji bisa mencapai 20 tahun, bahkan lebih.

“Mengingat besarnya antusias dan jumlah penduduk muslim Indonesia yang ingin menunaikan ibadah Haji, maka penambahan kuota haji bagi 263 juta jumlah rakyat Indonesia saat ini menjadi sangat penting,” kata Bamsoet saat pertemuan sebagaimana dituangkan melalui keterangan tertulisnya sebagaimana dikutip Asiatoday.id, Senin (23/12/2019).

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen.

Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata 5 persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia, membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah Haji.

“Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, Indonesia juga telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis, dan golongan dengan baik,” paparnya.

Bamsoet memandang, langkah Indonesia ini bisa menjadi role model bagi negara lainnya, bahwa antara agama dan peradaban maupun antara agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan untuk dijadikan sumber pertentangan.

Bamsoet mengaku, hal ini tak terlepas dari keberadaan dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Keduanya selalu menyebarkan Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

“Di saat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstremisme, tidak demikian di Indonesia. Di Indonesia, Islam justru menjadi sumber perdamaian. Hal ini bisa menjadi tambahan pertimbangan bagi Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jamaah Indonesia,” tandasnya. (AT Network)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU