Ingin Rasakan Naik Motor Serasa Naik Kuda, Silakan Melintas di Jalur Muna-Buteng
MUNA, LENTERASULTRA.COM- “Naik motor terasa naik kuda”. Kalimat ini terbaca jelas saat pengendara roda dua maupun roda empat atau lebih melintas di lintasan Raha-Wamengkoli tepatnya di wilayah Lasehao, Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.
Kalimat ini ditulis di kertas karton putih serta ditempel di balok kayu dan ditanam disisi kiri jalan jika menuju Raha. Masyarakat di Lasehao, sepertinya sengaja memajangnya sebagai bentuk protes dengan kondisi jalan di Kecamatan Kabawo.
Dilintasan yang menjadi penghubung menuju Raha ibukota Kabupaten Muna serta beberapa Kabupaten lain seperti Buton Tengah (Buteng), Kota Baubau, Buton dan Buton Selatan ini sangat memiriskan.Hampir semua jalan yang membentang di Kecamatan Kabawo rusak parah.
Badan jalan yang masih menyisakan bekas-bekas aspal, dihiasi dengan lubang-lubang kecil hingga besar. Ukurannya sangat bervariatif. Mulai dari puluhan centimeter hingga lebih dari satu meter. Dengan kondisi jalan seperti itu, membuat setiap pengendara harus ekstra hati-hati dan wajib memperlambat kendaraannya saat melintas di jalur tersebut.
“Sudah lama kami menikmati jalan seperti ini di sini (Kabawo, red). Tidak ada celah kami menghindar kalau bawa mobil atau motor. Semua lubang kita lalui,” kata La Hamani, salah satu pengendara roda empat yang sehari-hari melintas di jalur Raha (Muna)-Wamengkoli (Buteng).
Tidak tau kapan jalur tersebut bisa mulus. Padahal, jalan yang rusak di wilayah itu tidak lebih dari 10 Kilometer. Khusus di Kecamatan Kabawo, jalur jalan utama yang rusak tersebar di lima Desa dan Kelurahan.
Desa Wantiworo, merupakan daerah dengan ruas jalan rusak terparah. Kurang lebih dua kilometer, tidak ada satu titik pun ruas jalan yang tidak dihiasi lubang yang menganga. Setelah itu Desa Lamaeo. Di jalur ini hanya sebagian rusak, karena sebagian ruas jalan utamanya sudah diaspal.
Tidak cukup satu kilometer lepas dari Wantiworo, pengendara kembali di sambut dengan jalan berlubang di Desa Kontumere dan Lasehao. Di sepanjang jalan ini juga rusak parah. Kondisi ini dirasakan hingga di Desa Bea, kecamatan setempat. Bahkan salah satu titik di sisi kiri ruas jalan di Lasehao, warganya menyambut semua pengendara dengan tulisan lain berbunyi ” Selamat Datang di Wisata Jalan Berlubang”.
Selain di Kecamatan Kabawo, jalur utama Raha-Wamengkoli yang rusak parah juga ditemui di Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna. Di wilayah ini, jalur jalan rusak membentang dari Desa Laiba sampai Desa Wakumoro. Bentangan jalan yang rusak parah sekitar 3 sampe 5 kilometer.
“Kalau dari Wakumoro sampai Desa Bea sekitar 13 kilometer jalan yang rusak,” sambung Lahamani. Dengan jarak yang hanya belasan kilometer itu kata Lahamani, pengendara mobil dengan jenis MPV harus memerlukan membutuhkan sekitar 30 menit untuk melaluinya. Jarak tempuh ini hampir sama lamanya dengan waktu yang ditempuh pengendara dari Lasehao menuju Raha, yang jaraknya sekitar 30-an kilometer.
Di Kecamatan Tongkuno dan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna juga demikian. Jalur jalan yang rusak di dua kecamatan ini terbilang panjang. Jalur jalan yang berlubang tersebar mulai dari Desa Lamorende hingga Desa Lianosa. Sementara di Kabupaten Buton Tengah juga ditemui jalan yang rusak. Mulai dari perbatasan Muna-Buteng hingga Desa Lombe, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah.
“Kami sangat membutuhkan perhatian dan kepedulian Pemda Muna, Buteng hingga Pemerintah Provinsi untuk memperbaiki jalan di Muna dan Buteng. Karena jalur ini menjadi jalur utama yang menghubungkan berbagai Kabupaten di Kepulauan Buton Raya,” pinta La Hamidin, salah satu warga Tongkuno.
Penulis : Adhi