Pabrik Smelter Beroperasi di Morosi, Konawe Jadi Penyuplai Baja di Dunia

1,489
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto (kanan), Anggota DPR RI Komisi V, Ridwan Bae (kiri). (PEBRIANTO/LENTERASULTRA)

KONAWE, LENTERASULTRA.COM – Pabrik pengembangan, pengolahan dan pemurnian nikel atau smelter milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah diresmikan, Senin, (25/2/2019) pagi tadi.

Beroperasinya smelter senilai Rp 14 triliun itu dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil baja murni terbesar ke empat di dunia di bawah China, Jepang, dan India. Sebab dengan beroperasinya smelter tersebut, negeri ini dapat memproduksi baja hingga enam juta ton per tahun.

“Produksi stainless steel bisa 3 juta ton per tahun. Jadi 3 juta ton di Konawe, ditambah 3 juta ton di Morowali. Sehingga produksi per tahun mencapai 6 juta ton per tahun,” tutur Menteri Perindustrian, Airlangga saat memberikan sambutan.

Namun hal tersebut tak akan terlaksana, jika kompetensi tenaga kerjanya masih berada di level yang rendah atau tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Airlangga menilai perlu diperlakukan keahlian khusus kepada tenaga kerja lokal. Makanya ia berharap akan ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menunjang industri logam atau baja di Bumi Anoa ini.

“Saya berharap nanti ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menunjang industri logam atau baja,” tuturnya saat memberikan sambutan.

Airlangga menambahkan dengan beroperasinya smelter ini akan memberikan multipler effect bagi perekonomian di Bumi Anoa tersebut. Sebab pabrik yang pembangunannya sudah digarap sejak 2014 silam ini, mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 3.000 orang.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Produksi 600 ribu ton. Ini butuh bahan baku 1:10, nikel ore, setara 6 juta ton. Kalau diekspor (mentah) hanya US$ 150 juta. Untuk bahan bakar kira-kira 6 juta ton, dengan harga US$ 40 per ton. Tapi kalau (jadi) nickle pig iron mendekati US$ 1 miliar. Tenaga kerja bisa mendekati 3 ribu,” tuntas Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sultra, Ali Mazi membeberkan bahwa sampai saat ini, kontribusi dari sektor pertambangan di Sultra belum dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, Politikus Nasdem itu berharap dengan beroperasinya smelter PT VDNI dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan perekonomian. Bukan hanya untuk daerahnya itu sendiri melainkan juga secara nasional.

“Kami harap ini dapat meberikan sumbangsih yang besar bagi daerah baik itu dari pajak bahan bakar dan kendaraan bermotor (PBBKB), pajak air serta  pajak lainnya,” tutup Ali Mazi.
Reporter: Pebrianto
Editor: Restu Fadilah

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU